Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nelayan Indonesia Sering Jadi Korban Kekejaman Nelayan Asing
Oleh : Nursali
Rabu | 10-12-2014 | 17:40 WIB
Mawardi_(31)_Nelayan_Asal_Desa_Belibak_Kecamatan_Palmatak.jpg Honda-Batam
Mwardi saat melapor ke DKP Anambas. (Foto: Nursali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Arogansi dan perilaku buruk nelayan asing yang 'menguras' perairan di Indonesia, menurut nelayan lokal, bukan cuma isapan jempol. Aksi nekat dan kejam sudah dirasakan nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Seperti yang dialami Mawardi (31), nelayan Belibak, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, yang kapalnya dikejar-kejar kapal nelayan berbendera Thailand untuk ditabrakkan.

Bahkan belum lama ini Mawardi juga mengaku mengalami hal yang sama. Namun pada peristiwa naas tersebut nelayan Kijang, Kabupaten Bintan, lah yang menjadi korban keganasan pelaku Ilegal fishing itu.

Dia menuturkan, empat orang awak kapal milik nelayan kijang tersebut terombang-ambing di lautan lepas hanya dengan menggunakan jerigen dan benda-benda lainnya yang dapat mengapung agar keempat orang tersebut tetap berada di permukaan air. Pasalnya, kapal milik mereka telah dihantam hingga bercerai berai berantakan dan tenggelam di dasar lautan oleh kapal nelayan asing.

Beruntung, ketika itu Mawardi tengah lewat di lokasi kejadian sehingga dapat menyelamatkan keempat awak kapal asal Kijang tersebut.

"Keempat orang itu hanyut. Kejadiannya kira-kira jam empat lewat. Mereka lagi istirahat juga. Tahu-tahu ditabrak," cerita Mawardi kepada pewarta saat melaporkan kejadian serupa kepada Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas, Rabu (10/12/2014).

Ia juga mengungkap niat buruk para pelaku nelayan asing juga kerap kali dialami oleh nelayan lokal lainnya. Pada umumnya pelaku illegal fishing tersebut beroperasi di malam hari untuk menghindari pengawasan dari petugas Indonesia.

Ironisnya, ketika luput dari pengawasan petugas, para nelayan asing ini kembali menjarah ikan di lautan indonesia. Bahkan jumlah kapal nelayan asing ini pun diakui sangat banyak di perairan Anambas.

Sementara itu belum lama ini Kepala Dinas Kelautan dan Perikan Kabupaten Kepulauan Anambas, Yunizar, juga mengatakan, tak jarang nelayan lokal selalu diintimidasi oleh nelayan asing. Selain ingin menghantam kapal nelayan lokal, nelayan lokal ini justru sering diusir oleh nelayan asing saat memancing ikan.

"Dulu saat saya belum di sini (DKP, red). Banyak nelayan-nelayan kita yang mau ditenggelamkan dan diusir," beber Yunizar.

Herry Fakhrizal, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Sekeretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, juga bercerita, peristiwa seperti itu sangat sering dialami oleh para nelayan Anambas, khususnya pada saat mencari ikan.

"Mereka (nelayan asing, red) itu lebih sering malam hari untk masuk di perairan Anambas ini. Kalau sudah mulai pagi atau siang mereka bergeser ke wilayah mereka," kata Herry.

Sementara Komandan Pengkalan TNI AL (Lanal) Tarempa, Letkol Laut (P) Tomi Erizal, yang dikonfirmasi melalui telepon mengaku telah mendapatkan informasi mengenai penyerangan kapal nelayan lokal oleh kapal nelayan asing tersebut. Bahkan ia menyarankan ke dinas terkait untuk mengetahui kronologis kejadiannya.

"Saya telah terima infonya. Kalau untuk lebih jelasnya silahkan hubungi DKP. Saya tidak berada di Tarempa," kata Tomi Erizal melalui pesan singkatnya. (*)

Editor: Roelan