Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TKW Asal Batam Ini Mengaku Hendak Dijadikan Biksu di Malaysia
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 06-12-2014 | 08:12 WIB
TKI_di_selter_dinsos_batam.jpg Honda-Batam
TKI di Shelter Dinsos Batam. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Shelter Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batam kembali menerima 12 tenaga kerja Indosesia (TKI) yang dideportasi dari Malaysia melalui pelabuhan internasional Batam Center pada Jumat (05/12/2014). Tetapi pemulangan kali ini sangat berbeda dari sebelumnya.

Biasanya para TKI yang dideportasi membawa cerita-cerita nyata yang mereka alami seperti tidak digaji dan mengalami perlakukan kasar. Namun berbeda dengan TKI asal Batam, Sanah (25). Dia mengaku trauma lantaran hendak dijadikan biksu oleh agen yang berada di Malaysia.

"Awalnya saya dijanjikan sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya mau dijadikan biksu setelah majikan saya berbincang dengan salah seorang agen yang ada di Malaysia," ujar Sanah kepada BATAMTODAY.COM di shelter Dinsos Batam, Sekupang.

Takut dipaksakan menjadi pemuka agama yang tidak sesuai kepercayaanya, dia langsung berniat untuk mengadu ke KBRI untuk meminta dipulangkan ke Indonesia.

Sanah sendiri berangkat setelah dirinya mengenal Anggi yang merupakan agen di Batam melalui media sosial Facebook. Dalam akun Facebook, Anggi menawarkan pemberangkatan TKI ke Malaysia dengan ketentuan yang berlaku. Salah satunya potong gaji tiga bulan dan bayaran 800 ringgit per bulan.

"Sampai sana potong gaji enam bulan dari sebelumnya yang ditawarkan hanya tiga bulan. Saya juga trauma sampai sana diperlakukan kasar juga kadang sering dipukuli," katanya.

Sementara, dari 12 orang yang dipulangkan itu, empat di antaranya masih berusia balita. Tak hanya itu, pengalaman yang menyakitkan juga dialami oleh TKI yang lain. Pasalnya, tiga di antara TKI wanita melahirkan anaknya di Malaysia.

Novi, TKI asal Jawa Tengah, mengaku dinikahi warga Malaysia dengan status pernikahan siri. Dia memiliki dua orang anak balita dan kemudian bercerai.

"Saya nikah sama orang Malaysia. Saya nggak kuat sering dikasarin sama suami saya. Akhirnya dia ceraikan saya begitu saja," ujar Novi yang mengaku sudah enam tahun di Malaysia.

Febriana, pendamping TKI dari Kementrian Sosial, menuturkan, semua TKI tersebut berstatus ilegal. Ada di antaranya yang hanya sekadar memakai izin paspor wisata. "Kita akan kembalikan ke daerah asalnya Rabu depan menggunakan KM Kelud. Kesemua memang berangkat dengan dokumen yang tidak lengkap. Mereka berasal dari NTT, Jawa, Medan dan Batam," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan