Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ikut Campur Urusan Pribadi, Sekuriti Mega Mall Kasari Pengunjung
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 04-12-2014 | 19:30 WIB
pengunjung mega mall.jpg Honda-Batam
Ferra saat menunjukkan kunci mobil dan karcis Mega Mall. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ferra Mustika Andriany (42), warga komplek Perumahan Lotus Garden Blok AA Nomor 9, Baloi Permai, Batam Kota, merasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas keamanan Mega Mall, Batam Center, pada Selasa (2/12/2014) lalu. Ia dan suaminya ditarik-tarik sekuriti seperti pencuri dan menahan mobil yang mereka kendarai.

Selain itu, jam tangan yang dipakai suaminya hilang serta mengalami lecet saat ditarik. Sementara ia sendiri sempat tersungkur sewaktu disuruh petugas turun dari mobilnya.

Saat ditemui pewarta, Ferra menceritakan kejadian itu berawal saat dirinya akan keluar dari D'cost, salah satu kafe yang berada di lantai tiga Mega Mall. Tiba-tiba seorang pria datang dan langsung berteriak menagih utang kepadanya.

"Kalau wajahnya saya kenal, tapi namanya saya lupa. Dia bilang saya punya utang padanya dua tahun lalu dan meminta untuk membayarnya. Tapi saya tidak merasa punya utang. Kalau tidak salah, dia klien saya dulu," kata wanita yang mengaku bekerja sebagai marketing perumahan ini, Kamis (4/12/2014) siang.

Pria tersebut langsung menarik tangan Fera untuk masuk ke dalam lift serta membawanya ke ruang tempat informasi yang berada di lantai dasar. Selain pria itu, petugas sekuriti Mega Mall juga ikut menekan korban untuk membayar utangnya. Karena merasa takut, ia langsung menelepon suaminya.

"Baru pas suami saya datang, saya dibawa naik mobil. Petugas keamanannya juga ikut menghakimi saya meminta agar bayar utang. Sedangkan saya tidak tahu utang apa yang pria itu maksud. Saya merasa tidak punya utang dengan pria itu," kata Ferra.

Tidak sampai di situ, mobil Toyota Avanza yang ia kendarai kembali dihadang sekitar sembilan prtugas sekuriti mall saat hendak melewati portal pembayaran karcis di pinu gerbang depan J.Co. Sebagian sekurit itu menutup pagar dan portal tidak dibukakan. Kemudian sekuriti bersama pria itu mendatangi mobil Fera dan memaksanya keluar dari mobil.

Karena merasa tidak bersalah, Fera dan suaminya melawan tidak mau keluar. Namun para petugas sekuriti ini membuka paksa pintu mobil dan menarik Fera dan suaminya untuk keluar. "Suami saya ditarik keluar mobil, dan di sana jamnya hilang serta tangannya luka gores. Sementara saya tersungkur saat pintu mobil ditarik dan melawan," jelas Ferra lagi.

Setelah keluar dari mobil, mereka tetap diintrvensi para petugas keamanan tersebut. Bahkan tindakan itu sampai keluar pekarangan mall. Fera yang berusaha pergi naik taksi yang ada di luar mall serta meninggalkan mobilnya di depan portal itu tetap dihadang sekuriti.

"Kami mau naik taksi yang ada di pinggir jalan, tapi tetap dihadang sekuriti. Katanya taksi itu tidak boleh membawa kami. Dua kali kami coba, tetap tidak diizinkan. Akhirnya kami bisa pergi setelah menyeberang dan naik taksi yang berada di dalam pelabuhan Batam Center," lanjutnya.

Ia sangat menyayangkan tindakan pihak Mega Mall yang ikut campur urusan pribadinya. Apalagi sampai menarik-narik di depan umum sehinga kejadian itu membuat macet kendaraan yang akan keluar dan mengundang perhatian pengunjung lainnya.

"Kami diperlakukan seperti pencuri. Jika kami memang mencuri di mall itu tidak masalah diperlakukan seperti itu. Sementara ini masalah pribadi. Masalahnya kan pria itu mengaku saya punya utang dua tahun lalu, dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan pihak mall," lanjutnya.

Ia tidak mempermasalahkan utang tersebut, karena pria tersebut bisa melaporkannya ke kepolisian kalau memang benar dirinya memiliki utang atau diselesaikan baik-baik. Tapi ia mengaku mengalami trauma karena kejadian itu.

"Saya trauma karena kejadian itu dan tidak akan berani lagi ke Mega Mall. Takutnya nanti malah dikejar-kejar lagi," katanya.

Ditambahkan Ferra, pihak Mega Mall sendiri tidak mau menghubunginya untuk menjemput mobil sewaan yang ia tinggalkan dalam posisi terkunci di depan portal itu. Malahan, pihak Mega Mall malah menghubungi nomor orang yang sesuai di STNK mobil itu.

"Mobil itu saya sewa dari kawan saya. Orang Mega Mall itu tidak mau menghubugi saya, dan malah menghubungi teman saya yang punya mobil sebab nomor teleponnya juga ada dalam mobil. Teman saya diancam unuk mengambil mobil itu. Karena takut, terpaksa kawan saya mengambil mobil itu dengan kunci serap yang dipegangnya. Sementara kunci mobil itu dan karcis masuk saya pegang unuk barang bukti," tambahnya.

Ia sendiri masih belum melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian karena masih trauma dan bingung harus melakukan apa. "Saya akan laporkan kejadian ini kepada polisi. Jujur, saya masih trauma," kata anggota Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Batam ini. (*)

Editor: Roelan