Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Awas, Wisata Seks Anak Mulai Marak di Kepri
Oleh : Harjo
Kamis | 04-12-2014 | 13:21 WIB

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Child Sex Tourism (CST) atau wisata seks anak di wilayah Kepri sudah mulai berjalan walaupun masih dengan cara terselubung. Salah satu dampak perkembangan dari teknologi yang  mempengaruhinya, baik  seperti facebook dan media sosial  lainnya.

"Pariwisata Seks Anak (PSA) merupakan sebuah ekploitasi seksual komersial terhadap anak. Dilakukan oleh orang yang melakukan perjalanan dari daerah lain untuk melakukan seks dengan anak, di Indonesia hal itu dilarang. Jangankan PSA, lokalisasi saja di Bintan akan tutup apalagi hal seperti itu," tegas Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kumham Kepri, Ohan Suryana, dalam rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di Kantor Imigrasi kelas II Tanjunguban, Kamis (4/12/2014).

Menurutnya wisata seks dianggap sebagai industri paling menguntungkan dan relatif aman, bila dibandingkan dengan kejahatan lainnya, seperti narkoba dan obat-obat terlarang lainnya. Dalam perjalanannya, korban selalu diekploitasi dan tidak jarang korban selalu disiksa serta diperlakukan tidak manusiawi hingga berulangkali.

"Dalam mempekerjakan anak, mengunakan modus mengunakan data-data  palsu paspor. Bisa asli tetapi menggunakan data palsu, berupa akte lahir atau kartu keluarga yang palsu. Sehingga semua dalam prosesnya harus diwaspadai bersama," ujarnya.

Dijelaskan, Ohan, Batam menjadi salah satu kota yang menjadi tujuan wisata, di wilayah Sumatera, seperti Medan dan  Lampung. Biasanya beberapa tempat ini  sering dikunjungi oleh wisatawan dari Singapura, Malaysia dan Thailand.

Adapun faktor timbulnya permasalahan tersebut tidak lepas dari disparitas ekonomi dan peluang kerja di negara tetangga, mudahnya proses yang dilalui di imigrasi serta sudah adanya jaringan. Sehingga pengawasan harus dilakukan di tempat rawan dijadikan sebagai tempat wisata seks dan edukasi terhadap remaja harus ditingkatkan.

"Negara harus fokus kelompok yang rentan menjadi korban, selain itu   pemerintah daerah juga  harus menyiapkan tempat wisata yang nyaman dan aman agar jauh dari pengaruh negatif yang bisa menjerumuskan anak-anak ke dalam pergaulan yang negatif dan  untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," harapnya. 

Editor: Dodo