Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masalah Lahan dan Sosial di Meral Karimun Berpotensi Tuai Konflik
Oleh : Khoiruddin Nasution
Kamis | 27-11-2014 | 17:44 WIB
diskusi_karimun.jpg Honda-Batam
Rapat koordinasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.

BATAMTODAY.COM, Karimun - Masalah pengurusan sertifikat lahan dari Badan Pentanahan Negara (BPN) yang tidak kunjung usai namun Akta Notaris telah terbit, serta masalah sosial masyarakat lainnya laksana 'bom waktu yang setiap saat dapat meledak' di Kecamatan Meral Kabupaten Karimun.

Pernyataan itu disampaikan Kapolsek Merak, AKP Sulam selaku nara sumber dalam agenda rapat koordinasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kamis (27/11/2014) di Sekretariat TIM PPWPM Kelurahan Sungai Raya, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.

Menurutnya, sudah puluhan orang yang sudah memberikan uang rata-rata sebesar Rp 2,5 juta kepada seseorang yang mengaku sebagai putra daerah, untuk pengurusan sertifikat tanah miliknya ke BPN. Namun, pihak BPN belum memberikan jawaban atas kepemilikan lahannya itu. Padahal Akta Notaris sudah beredar ke masyarakat tersebut.

Masalah lainnya yang menonjol menurut Kapolsek adalah kenakalan anak dibawah umur. Sehingga, orangtua diimbau agar memperhatikan dan mengawasi tumbuh dan berkembang anak. "Saya sudah melakukan diversi sebanyak 5 kali dan sekarang sudah menunggu penetapan pengadilan," katanya.

Diversi katanya lagi adalah upaya penyelesaian di luar jalur peradilan. Contoh kasus, pencurian motor oleh anak kelas 5 SD. Hal itu dilakukan pelaku untuk menutupi kebutuhannya bermain di Warung Internet (warnet).

Kasus lainnya di Kecamatan Meral ini ujar Sulam lagi yakni pembunuhan di Sungai Pasir dan Parit Benut. Namun penanganannya di Polres Karimun dan sudah disidangkan.

Kemudian masalah lainnya tentang pembangunan tower di Kampung Padi dan telah  diberikan uang sebagai bentuk kompensasi kepada 40 warga yang berada pada radius yang ditentukan. Bahkan, kepada pemilik lahan telah dibangun kolam ikan. Namun, setelah surat izin diberikan pemerintah, warga kembali protes melakukan penolakan pembangunan tower tersebut.

"Yayasan Nainawa  yang menaungi aliran Syiah yang ada sekarang ini, seperti api dalam sekam yang sewaktu waktu dapat meledak. Untuk itu kami tegaskan, keamanan bukan hanya tanggungjawab Polisi, namun merupakan tanggungjawab kita bersama," terangnya.

Sementara itu, Ketua FKDM Kecamatan Meral, H Syamsuddin lebih menyoroti masalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Kendati selamat, namun setiap bulan, penderita DBD semakin meningkat.

"Masalah lainnya tentang kesenjangan biaya PBB, sampah, bantuan BSM yang tidak merata dan hidup mati arus PLN yang tidak sesuai jadwal. Semestinya 2 jam sebelum dimatikan, sudah disampaikan ke radio pamerintah," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Kabid Kesbangpoldagri, Rudi yang saat itu didampingi Sekcam Meral, Erisa Anugerah mengatakan semua masukan yang diberikan nantinya akan digodok pada rapat koordinasi FKDM tingkat Kabupaten nantinya.

Editor: Dodo