Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Minyak Dunia Turun, Harga Pertamax di Bintan Masih Tinggi
Oleh : Harjo
Selasa | 25-11-2014 | 11:58 WIB

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pemerintah diminta untuk proaktif mengontrol harga penjualan BBM di SPBU wilayah Kabupaten Bintan agar tidak membingungkan masyarakat, terutama jenis Pertamax yang memang nonsubsidi.

"Kita memang tidak terlalu paham masalah harga BBM, tetapi khusus untuk harga BBM jenis Pertamax kesannya membingungkan. Makanya kita meminta agar dalam hal penjualannya lebih trasparan, mengingat kita masih beli Pertamax di SPBU Tanjunguban dengan harga Rp13 ribu per liter," ungkap Ishak, warga Tanjunguban kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (25/11/2014).

Ishak menyebutkan memang dirinya tidak mengetahui persis berapa sebenarnya harga BBM Pertamax dan sejenisnya. Namun dia mendapatkan informasi, bahwa harga BBM non subsidi sudah turun seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia.

"Kita memang tidak terlalu paham, tetapi informasinya minyak sedang turun harga. Tapi terakhir saya mengisi BBM jenis pertamax di SPBU Tanjunguban, kemarin sore masih harga lama atau Rp13 ribu. Apakah pertamax yang dijual di SPBU ini berbeda dengan BBM jenis Pertamax di tempat lain," imbuhnya.

Sementara itu pengelola SPBU Tanjunguban, Thomas Candra alias A Lang, menyebutkan BBM jenis Pertamax yang di jual di SPBU Tanjunguban berjenis Pertamax Plus dan masalah harga jual per liter pada saat ini Rp11.750 atau sudah mengalami penurunan harga dari harga sebelumnya di kisaran Rp13 ribu.

"Pertamax yang kita jual jenis pertamax plus dan bukan Pertamax biasa. Tetapi harga jualnya juga sudah turun dari sebelumnya," ungkapnya.

Kepala Operation Head (OH) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Tanjunguban, Guntur Mawengkang, membenarkan kalau dari Pertamina Tanjunguban  yang disuplai untuk SPBU di Tanjunguban jenis Pertamax plus.

"Kalau yang kita suplai memang benar Pertamax plus dan bukan yang biasa. Tapi kalau masalah harga jual kita tidak mengikuti, mengingat masalah harga ada para marketingnya," ujarnya. 

Editor: Dodo