Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Teknologi Sel Surya Ini Bisa Ubah Smartphone Jadi Sumber Energi Ramah Lingkungan
Oleh : Redaksi
Selasa | 25-11-2014 | 07:36 WIB

BATAMTODAY.COM - KEBUTUHAN akan sumber energi alternatif yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan masih sangat tinggi. Teknologi hijau seperti pembangkit listrik tenaga angin dan sel surya konvensional, disebut masih ada kelemahan serius, seperti memusnahkan ekosistem burung, sementara pembangkit listrik tenaga air juga mengganggu ekosistem perairan.

Namun ilmuwan di Michigan State University (MSU) telah mengembangkan energi surya yang tak merusak lingkunan. Bahkan, dengan teknologi ini bisa mengubah layar smartphone menjadi sel surya ramah lingkungan.

Konsentrator surya bercahaya bukanlah hal baru dalam bidang energi surya. Memfokuskan sinar matahari ke daerah kompak, efeknya mirip dengan menggunakan kaca pembesar untuk menghasilkan panas dan api.

Namun, teknologi ini juga bukan tanpa masalah. Konsentrator surya menimbulkan ancaman bagi satwa burung liar setempat.

Menurut Richard Lunt dari MSU College of Engineering, timnya telah mengembangkan konsentrator surya bercahaya benar-benar transparan yang dapat digunakan pada bangunan, ponsel dan perangkat lain yang memiliki permukaan yang jelas. Kata kunci di sini adalah transparan.

Di masa lalu, sel surya ditempatkan di sekitar plastik luminescent, semacam bahan produk yang yang efisien dan berwarna. "Tidak ada yang ingin duduk di belakang kaca berwarna. Itu bisa membuat lingkungan yang berwarna-warni. Kami mengambil pendekatan di mana kita benar-benar membuat lapisan luminescent aktif itu transparan," kata Lunt dalam siaran pers baru-baru ini.

Sistem pemanen ini menggunakan molekul organik khusus yang menyerap panjang gelombang sinar matahari yang terlihat. Molekul-molekul ini menyerap cahaya ultraviolet dan inframerah, kemudian berpendar pada panjang gelombang inframerah. Cahaya yang berpendar ke bingkai dari bahan tersebut yang selanjutnya diubah menjadi listrik dengan merampingkan baris sel surya fotovoltaik.

"Karena bahan tidak menyerap atau memancarkan cahaya dalam spektrum yang terlihat, mereka terlihat sangat transparan dengan mata manusia," terang Lunt. (*)

Editor: Roelan