Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengaku Anggota PWI, Sales Obat Ini Hardik dan Tepis Kamera Wartawan
Oleh : Romi Chandra
Senin | 24-11-2014 | 16:17 WIB
sales ngaku wartawan.jpg Honda-Batam
Para wartawan saat mengerubungi seorang sales obat yang mengaku anggota PWI di RS Elisabeth.

BATAMTODAY.COM, Batam - Korsleting yang nyaris menyebabkan Rumah Sakit Santa Elisabeth dilalap si 'jago merah', juga diwarnai insiden antara para pewarta dengan salah seorang sales obat yang mengaku-ngaku wartawan dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Selain itu, tindakan arogan sekuriti rumah sakit juga menjadi pemicu cek cok mulut yang menimbulkan emosi para pewarta yang berada di lokasi.

Kejadian berawal saat salah seorang pewarta Media Sindo Batam yang bertugas sebagai fotografer, Aditya, mengambil gambar para pasien yang dievakuasi dari dalam ruangan rumah sakit ketika korsleting yang menyebabkan kepulan asap terjadi.

Namun tugasnya malah dihalangi sekuriti dan sales obat yang mengaku sebagai anggota PWI. Tak tanggung-tanggung, si sales ini juga memukul kamera Aditya dan menghardiknya.

"Jangan ambil gambar. Saya ini juga wartawan. Saya anggota PWI," kata si pemasok obat ini ke arah Aditya.

Merasa tidak terima, kemudian Aditya menanyakan sales ini dari media mana dan mana buktinya, sehingga cek cok mulut terjadi, dan mengundang perhatian seisi rumah sakit. Namun ketegangan sempat terhenti karena si sales masuk ke dalam ruangan rumah sakit.

Situasi kembali memanas ketika si sales keluar dari ruangan. Salah seorang pewarta yang mengenali wajahnya langsung memanggil dan menggiring sales obat ini ke tempat rombongan pewarta yang sudah menunggu kedatangannya.

Saat ditanya dari media mana dan PWI mana, si sales ini malah berdalih sebagai wartawan kampus. Ia di rumah sakit itu bertugas sebagai pemasok obat, serta tidak bisa memperlihatkan identitasnya sebagai pewarta.

Melihat gelagat si tukang obat ini, membuat emosi para pewarta memuncak. Tubuhnya langsung ditarik ke luar pekarangan rumah sakit dan akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun si sales itu enggan keluar. Beruntung sekuriti dan pihak rumah sakit langsung melerai serta meminta pewarta melepaskan peganganya dari tukang obat itu.

Suasana kembali kondusif begitu si pemasok obat digiring ke ruangan sekuriti rumah sakit. Selain itu, Kapolsek Lubukbaja, Kompol I Dewa Nyoman ASN yang ada di lokasi juga meminta pewarta menahan emosinya.

"Kita paham kok etika jurnalistik, tapi yang tidak kami terima, kenapa harus memainkan tangan, sampai memukul kamera segala. Tambah lagi dia (sales obat) mengaku sebagai anggota PWI," celoteh salah seorang pewarta.

Selain itu, sebelumnya pewarta juga terlibat cek cok mulut dengan beberapa sekuriti, karena sikapnya sangat arogan untuk melarang pewarta mengambil gambar. Bahkan salah seorang wartawati dari media MNC sempat didorong seorang sekuriti.

Namun karena mengetahui kesalahannya, sekuriti tersebut langsung meminta maaf, sehingga keributan kembali bisa diantisipasi.

Berita sebelumnya, penghuni Rumah Sakit Santa Elisabeth dihebohkan dengan korsleting di salah satu gardu listrik yang nyaris membumihanguskan lokasi tersebut. Akibatnya, seluruh pasien diungsikan keluar dari ruangan, Senin (24/11/2014) siang.

Pantauan di lokasi, kejadian yang terjadi sekitar pukul 12.30 WIB itu mengakibatkan kepulan asap dari belakang gedung satu rumah sakit, tepatnya di dekat kamar jenazah. "Tadi api sempat besar dan asap mengepul, jelas kami panik," kata Yohanes, sambil memegangi infus anaknya yang menjalani pengobatan, ketika berada di luar ruangan untuk menyelamatkan diri, Senin siang.

Selain itu, pasien bayi untuk sementara dievakuasi ke ruang suster yang berada di depan gedung tempat gardu listrik yang korslet. Sementara halaman luar sakit juga dipenuhi perawat dan pasien lainnya.


Editor: Dodo