Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebut Subsidi BBM Hanya Dinikmati Orang Kaya

Propaganda untuk Menaikkan Harga BBM yang Dilakukan Rezim Jokowi Dinilai Pembodohan
Oleh : Siaran Pers
Senin | 17-11-2014 | 10:01 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu menilai, propaganda yang dilakukan oleh pemerintah rezim Jokowi untuk menaikan harga BBM, dengan isu bahwa yang menikmati subsidi BBM hanya orang kaya, adalah bentuk pembodohan dan peyesatan kepada masyarakat agar mengamini kenaikan harga BBM bersubsidi.


Sebab, tidaklah benar kalau subsidi BBM itu hanya dinikmati oleh orang kaya saja. Yang benar, adalah subsidi BBM selama ini ya dinikmati oleh semua orang yang tinggal di Indonesia termasuk expatriat dan turis yang datang ke Indonesia.

"Harga BBM mempunyai impact terhadap harga-harga barang dan jasa yang dikomsumsi masyarakat, sehingga daya beli masyarakat bisa terjangkau dengan harga ke ekonomian," ujar Trisasono, Humas Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, dalam siaran pers, Senin (17/11/2014).

Ia mencontohkan, Bali dan Jogya menjadi daerah tujuan wisata turis dunia karena biaya hidup dan harga harga barang jasa diproduksi dengan murah akibat subsidi BBM. "Lalu biaya transportasi umum jelas lebih murah dari Singapora karena BBM disubsidi. Nah, itukan dinikmati oleh masyarakat juga," imbuhnya.

Menurutnya, kenaikan harga BBM yang akan dikompensasi dengan KIS, KIP dan KKS itu cuma untuk pembodohan terhadap masyarakat, karena anggaran subsidi BBM yang jumlah Rp380 triliun hanya 10 persen yang akan dialihkan ke KIS, KIP dan KKS. Tapi akibat dinaikannya harga BBM masyarakat akan hidup dengan biaya hidup yang tinggi.

"Sementara sisa dana subsidi BBM akan digunakan untuk pampasan Pilpres dan Pemilu dengan cara memainkan proyek-proyek yang dibiaya oleh dana subsidi BBM," tambahnya.

China yang sudah menjadi negara maju saja, katanya, masih mensubsidi BBM, dan China merupakan negara dengan pengeluaran untuk subsidi BBM terbesar di dunia dan harga BBM termurah di dunia. Padahal, pendapatan perkapita rakyat China sebesar 8.382 dollar AS. Lalu lalu negara tetangga kita Malaysia, dengan pendapatan perkapita 8.140 dollar  AS masih mensubsidi BBM-nya dengan mutu BBM Ron 95, yang jauh lebih murah dibandingkan Indonesia yang mengunakan mutu BBM Ron 88.

"Nah, ini Indonrsia dengan pendapatan perkapita masyarakat yang hanya 3.797 dollar AS kok malah mencabut subsidi BBM. Ini akan membuat kenaikan tingkat kemiskinan dan penurunan pendapatan perkapita masyarakat akibat banyaknya sektor usaha yang bangkrut akibat kenaikan kenaikan harga BBM bersubsidi. Karena itu FSP BUMN Bersatu mengimbau kepada Jokowin untuk eling dan jangan bohongi rakyat," tandas Trisasono.

Editor: Redaksi