Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Daging Ilegal dari Malaysia dan India Beredar Luas di Batam
Oleh : Gabriel P. Sara
Selasa | 11-11-2014 | 16:42 WIB
daging_impor.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kurangnya pengawasan terhadap pelabuhan-pelabuhan tikus yang ada di Batam memudahkan masuknya daging ilegal bermerk Allana dari Malaysia dan India ke Batam.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, dalam satu minggu sekali daging ilegal itu masuk ke Batam dengan menggunakan speedboat warna hitam, melalui pelabuhan tikus di daerah Dapur 12, Sagulung.

Penelusuran di lapangan, Selasa (11/11/2014) sore tadi, menemukan kondisi pelabuhan tikus di Dapur 12 yang agak terlindung oleh hutan bakau. Sehingga aktivitas di pelabuhan tersebut tak bisa terpantau warga sekitat.

Sebelum daging ilegal merk Allana itu tiba dengan menggunakan speedboat hitam, beberapa truk sudah menunggu di pelabuhan tikus, yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk menutupi aktivitas di dalamnya dari pantauan warga sekitar.

Menjelang maghrib, speedboat yang mengangkut daging Allana itu merapat di pelabuham. Daging yang masih dalam kardus tersebut dengan cekatan dimasukkan ke dalam beberapa truk yang sudah menunggu. Dalam waktu 15 menit saja, aktivitas bongkar muat rampung dan speedboat warna hitam itu langsung meninggalkan pelabuhan tikus tersebut.

Selanjutnya beberapa truk yang mengangkut daging ilegal itu satu per satu keluar dari dalam hutan bakau dan melunjur menuju Pasar Aviari.

Di pasar Aviari daging ilegal tersebut langsung diserahkan kembali kepada para pedagang yang sudah memesannya. Masing-masing pedagang membawa pick up untuk mengangkut daging ilegal yang telah dipesannya itu. Dari sinilah daging ilegal tersebut kembali dijual kepada warga di beberapa pasar yang ada di Batam. Agar tidak diketahui. kardus daging ilegal dengan merek Allana lanngsung dibuang saat dimasukkan ke dalam truk dan pick up.

"Ya kita sengaja pesan daging Allana ini karena selain murah harganya, setiap penjualan kita selalau diberi  bonus oleh pemasoknya. Untuk di Batam ini pemasoknya adalah pensiunan aparat hukum dan dia selalu menyelesaikan masalah kalau kita dipersulit dinas terkait dan polisi," ujar salah satu pedagang yang memesan daging ilegal yang enggan ditulis namanya.

Dia mengatakan daging ilegal tersebut tidak langsug dibayar namun setelah semuanya habis dijual baru dibayar kepada pemasok daging ilegal itu. Tidak itu saja setiap pedagang yang sudah menjadi langganan daging ilegal untuk dijual maka akan mendapatkan bonus setiap minggunya jika semuanya habis dijual.

"Semua daging ilegal yang kami jual ini, saat dijual langsung dicampur dengan daging sapi segar agar tidak ketahuan nantinya. Untuk itu daging ilegal yang baru masuk langsung kita jual agar tetap terlihat segar dan tidak bisa diketahui warga saat itu," terangnya.

Daging ilegal itu memang sengaja masuk saat maghrib ketika orang sedang berada di rumah dan tidak satu pun orang yang menyangka ada bongkar muat saat itu. Selain tempat bongkar muat daging ilegal itu jauh dari pemukiman warga, tempat tersebut juga sengaja sudah ditanami hutan bakau untuk melindungi speedboat yang masuk agar tidak kelihatan.

Beberapa pedagang yang ditemui mengakui kalau daging ilegal khsusunya merek Allana masih mudah ditemukan. Keberadaan daging ilegal ini juga membuat resah pedagang daging sapi segar.

Yanto, salah satu pedagang daging segar yang ditemui mengaku kalau keberadaan daging ilegal ini sudah banyak diketahui. Namun sulit baginya untuk melarang pedagang yang sengaja dan terang-terangan menjual daging Allana itu. Karena selain dibeking oknum aparat, daging Allana itu dicampur dengan daging segar lainnya saat dijual.

"Susah nanti kita jika melarang pedagang yang sengaja menjual daging ilegal itu. Bisa-bisa keamanan kita terancam karena dibeking oleh oknum aparat. Selain itu untuk mengelabui pembeli pedagang itu segaja mencampur daging ilegal dengan daging segar, sehingga sulit dibedakan," ujarnya.

Sementara pedagang daging ilegal yang tidak mau ditulis namanya mengaku hanya menjual saja. Karena daging ilegal yang pada umumnya merek Allana itu dititipkan oleh salah satu oknum aparat kepadanya. Biasanya daging ilegal itu dijual di bawah harga pasar.

"Biasanya daging ilegal itu kita campur dengan daging segar dan menyimpannya di bagian belakang meja agar terhindar dari sinaran lampu. Jika tidak bisa ketahuan nantinya dan untuk itu kita selalau mencampurnya dengan daging segar," ujarnya mengakhiri.

Keresahan beredarnya daging ilegal membuat resah warga seperti yang dialami Sri Wahyuni. Dia selalu bertanya kepada pedagang sudah berapa lama daging segar yang akan dibelinya itu dibekukan dalam kulkas. Tidak itu saja dia juga selalu menekan daging dan melihat warna pada daging yang dipajang disetiap meja.

"Saya selalu menekan daging yang saya mau beli. Jika kondisinya terlalu lembek dan warnanya agak mencurigakan maka saya tidak akan beli. Kemudian saya selalu bertanya berulang kali kepada pedagang terhadap daging yang dijualnya mulai kapan masuknya dan dari mana diambil pedagang itu," ujarnya singkat.

Sementara  Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam, Suhartini mengaku, pihaknya hanya sebagai pengawasan dan melakukan sidak atau razia dibeberapa pasar yang dicurigai dijual daging ilegal itu. Untuk pencegahan masuknya daging ilegal dari beberapa pelabuhan tidak resmi, merupakan wewenang atau tugasna karantinia.

"Kita hanya melakukan sidak atau razia ke pasar jika dicurigai adanya penjualan daging ilegal itu. Apakah masih beredar daging dengan merek Allana itu nanti akan kita cek ke beberapa pasar," tutup Suhartini.

Editor: Dodo