Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hujan Satu Jam, Pujasera di Pelabuhan Bulanglinggi Kebanjiran
Oleh : Harjo
Kamis | 06-11-2014 | 16:29 WIB
Kondisi Pujasera Telukbarembang Tanjunguban walau hujan sudah selesai namun masih terlihat bekas genangan air yg sudah di bersihkan pedagang.jpg Honda-Batam
Kondisi Pujasera Telukbarembang Tanjunguban. Walau hujan sudah reda, masih terlihat bekas genangan air yang sudah dibersihkan pedagang. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pujasera Telukbarembang yang berada di pelabuhan Bulanglinggi Tanjunguban yang bangunannya tampak megah ternyata rentan dengan banjir. Hujan deras yang turun sekitar satu jam, Kamis (6/11/2014), sudah menggenangi bangunan 'berharga' miliaran rupiah itu.

"Kalau dilihat bangunannya dari luar, pujasera ini terlihat sangat megah. Sayangnya, baru diguyur hujan sekitar satu jam saja sudah banjir. Padahal, tujuannya dibangun agar calon penumpang bisa lebih aman dan tenang menunggu keberangkatan," kata Ema, salah seorag pedagang di pujasera Telukbarembang.

Ema mengatakan, calon penumpang yang menunggu keberangkatan speedboat terpaksa harus lebih hati-hati agar pakaiannya tidak basah kuyup. Walaunpun hujan sudah berhenti, air masih menggenang di lantai pujasera. "Kalau lantai sudah banjir dan hujan berhenti pun air masih menggenang sampai semata kaki orang dewasa," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Erna, salah satu penjaga kios roti di pujasera tersebut. Meskipun hujan tidak terlalu lama, air yang menggenangi lantai ini sangat berpengaruh terhadap pembeli yang sedang duduk istirahat sambi makan atau minum menunggu keberangkatan.

"Kasihan juga lihat pembeli. Kita juga repot karena harus menyapu air agar tidak menggenangi lantai lebih lama," katanya.

Menurutnya, pedagang di situ berharap pengelola pujasera dan pelabuhan agar membenahi saluran air yang lebih besar dan ditutup dengan besi berlubang. Sehingga, jika hujan air langsung mengalir ke saluran air dan dan tidak mengalir ke halaman pujasera yang dapat mengganggu kenyamanan pembeli dan pengguna pelabuhan tersebut. (*)

Editor: Roelan