Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pagar Pengaman Mulai Hilang, Jembatan 'SP' di Tarempa Rawan Dilalui
Oleh : Nursali
Kamis | 06-11-2014 | 10:38 WIB
Semen_Panjang_(SP)_Yang_Berada_DiTarempa.jpg Honda-Batam
Jalan Semen Panjang di Tarempa, yang pagar pengamannya satu per satu hilang dimakan usia. (Foto: Nursali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Jembatan Semen Panjang atau yang sering disebut oleh warga Tarempa dengan sebutan "SP" kini mulai mengkhawatirkan. Jembatan panjang tersebut berlahan-lahan kini mulai bebas dari pagar pengaman di sepanjang jembatan tersebut.

Selain digunakan oleh warga sebagai jembatan yang menghubung Desa Tanjungmomong, Antang, dan Dusun untuk beraktivitas ke ibu kota Tarempa, SP tersebut juga digunakan warga sebagai tempat bersantai atau jalan-jalan sembari menikmati pemandangan pantai di perairan Tarempa.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan pengawasan pada ikon Anambas tersebut dengan cara memberi papan peringatan agar pengguna jalan tersebut lebih berhati-hati dalam melintas. Beberapa petugas Dishub pun juga diutus untuk mengatur lalu lintas di jalan tersebut.

"Kalau dilihat, jembatan itu sudah cukup menghawatirkan. Makanya untuk sementara kita utus petugas untuk bejaga-jaga di sana sembari menunggu papan peringatan siap yang nantinya kita pajang di jembatan itu," kata Masykur, Kepala Dishub Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (6/11/2014).

Jembatan yang sering dilalui Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris, itu saat beranjak dari kediamannya menuju perkantoran pemetintahan setempat ini pun hingga saat ini belum memakan korban. Namun dengan kondisi jembatan yang bebas dari pagar jembatan tersebut sangat berpotensi menelan korban pengguna jalan yang melintasinya.

"Makanya jangan kita tunggu sampai ada korban," ujar Masykur.

Selain pagar pembatas jembatan yang mulai hilang satu per satu akibat proses pelapukan, tiang penopang jembatan tersebut yang sudah ada sejak Anambas masih dalam Kabupaten Natuna tersebut diketahui mulai tak mampu menyangga beban yang berat. Dinas Perhubungan selalu melarang mobil pengangkut barang yang melebihi kapasitas, melintasi jembatan tersebut.

"Selain itu, makanya kita juga melarang warga menumpukkan barang materialnya di jembatan tersebut," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan