Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pembajakan Kapal di Dunia Turun, di Asia Tenggara Naik Dua Kali Lipat
Oleh : Redaksi
Jum'at | 31-10-2014 | 13:01 WIB
lustrasi bajak laut.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi bajak laut. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Serangan bajak laut di perairan Malaysia, Indonesia dan Singapura pada tahun ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan dua tahun lalu, dengan kelompok-kelompok bersenjata membajak kapal tanker kecil, mencuri kargo, penculikan, dan kadang-kadang membunuh awak kapal, ungkap Biro Maritim Internasional (IMB). Perairan di Pulau Bintan dan Batam dinilai paling rawan.

The Financial Times melaporkan, IMB sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk memantau pembajakan global, mencatat bahwa secara global telah terjadi 178 insiden percobaan pembajakan, turun dari 352 kasus pada periode yang sama tahun 2011. Penurunan ini selama tiga tahun bertutur-turut.

Sebaliknya, kasus pembajakan kapal di kawasan Asia Tenggara selama Januari - September justru meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dua tahun lalu, dari 54 kasus di 2011 menjadi 103 kasus tahun ini, kata IMB kepada harian tersebut. Dalam laporannya, IMB mengatakan dari enam kasus pembajakan kapal di seluruh dunia pada kuartal ketiga saja, lima kasus berada di Asia Tenggara.

"Ada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam serangan terhadap tanker-tanker kecil di pesisir Asia Tenggara. Kami menyarankan tanker kecil khususnya untuk tetap waspada di perairan ini dan melaporkan semua serangan dan aktivitas yang mencurigakan," kata Direktur IMB, Pottengal Mukundan.

Dia menambahkan bahwa wilayah yang terkena dampak terburuk adalah Pulau Bintan di Indonesia, yang dekat Singapura, menjadikannya lokasi pembajakan pilihan dalam sejumlah insiden dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Namun, laporan IMB memaparkan bahwa Selat Malaka yang memisahkan Indonesia dan malaysia, sudah menjadi jalur pembajakan selama berabad-abad.

Gerald Yee, dari firma hukum Clyde & Co di Singapura, mengatakan bahwa klaim premi asuransi meningkat akibat dari serangan bajak laut tersebut.

"Dalam sembilan bulan pertama 2014, bajak laut membunuh tiga awak, menculik lima ABK, dan menyandera 369 ABK. Sebanyak 17 kapal yang dibajak, 124 yang dinaiki dan 10 ditembaki. Ada 27 laporan lebih lanjut dari percobaan serangan," katanya. (*)

Editor: Roelan