Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wagub Kepri Minta Utamakan Pendidikan Karakter
Oleh : Roni Ginting
Jum'at | 31-10-2014 | 10:09 WIB
Rakernas_III_MPK.jpg Honda-Batam
Wakil Gubernur Kepri, Soerya Respationo, saat membuka rapat kerja wilayah Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Hotel Golden View, Kamis (30/10/2014).

BATAMTODAY.COM, Batam - Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Soerya Respationo, berharap sistem pendidikan tidak sekadar menanamkan nilai-nilai formal kepada anak didiknya. Sistem pendidikan juga harus menekankan aspek nonformal, yakni pendidikan karakter.

"Lima faktor penentu kesuksesan adalah kemampuan berkomunikasi, kejujuran, cara berkerja sama, etos kerja dan kemampuan bersosialisasi," kata Soerya, saat membuka rapat kerja wilayah Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Hotel Golden View, Kamis (30/10/2014) kemarin.

Sayangnya, kata dia, kelima hal tersebut kurang diperhatikan oleh dunia pendidikan saat ini. Untuk itu, dia meminta dunia pendidikan baik itu swasta dan negeri untuk mulai memasukkan faktor tersebut ke dalam kurikulum sekolah. "Sehingga nantinya ketika siswa-siswi tersebut masuk ke masyarakat mereka tidak hanya dapat menerapkan ilmu formal saja, skan tetapi juga dapat menerapkan ilmu-ilmu nonformal juga," kata Soerya dalam rilis yang diterima BATAMTODAY.COM.

Selain itu, Soerya juga mengkritik masih banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang masih menganggap pendidikan merupakan ladang bisnis. Akibatnya, pendidikan menjadi barang mewah bagi sebagian penduduk.

"Kecenderungan saat ini, pendidikan hanya menjangkau kalangan elitis. Ini menyebabkan pendidikan tersebut tidak terjangkau oleh sebagaian orang," kritiknya.

Menjawab hal tersebut, Ketua Majelis Pendidikan Kristen Indonesia, David Candra, mengatakan pihaknya membuka sebesar-besarnya ruang bagi seluruh masyarakat untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Kristen.

"Pendidikan Kristen saat ini telah diakui sebagai salah satu pendukung majunya pendidikan di Indonesia. Kami berharap, Pemprov Kepri dapat terus mendukung sekolah-sekolah Kristen di sini," kata David.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sekolah-sekolah Kristen hadir bukanlah untuk mengkristenisasi. "Tapi bagaimana menciptakan generasi muda yang cerdas dan berkarakter," kata David lagi.

Hal ini juga telah diakui oleh pemerintah Pusat. Beberapa lulusan dari sekolah-sekolah Kristen telah memberikan bakti positif bagi masyarakat Indonesia. "Tidak hanya di pemerintahan, tapi juga di swasta bahkan internasional," ucapnya.

Majelis Pendidikan Kristen sendiri merupakan lembaga yang menaungi sekolah-sekolah Kristen yang ada di seluruh Indonesia. Rapat Kerja kali ini juga dihadiri oleh perwakilan sekolah-sekolah Kristen seluruh Indonesia. (*)

Editor: Roelan