Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tiongkok Bisa Picu Ketidakstabilan Regional
Oleh : Redaksi
Kamis | 30-10-2014 | 10:10 WIB
Panglima_TNI_Jend_Moeldoko.jpg Honda-Batam
Panglima TNI Jenderal Moeldok.o (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Indonesia memperingatkan ancaman yang bisa timbul akibat meningkatnya aktivitas Tiongkok di Laut Cina Selatan di tengah kekhawatiran meningkatnya ketegangan regional atas sengketa teritorial di kawasan tersebut. Permasalahan yang kecil saja dapat memicu ketegangan yang lebih besar dan menciptakan turbulensi di kawasan itu.

"Tiongkok adalah negara adidaya ekonomi yang besar. Namun, kami tidak ingin kekuatan besar ini untuk menciptakan ketidakstabilan di kawasan itu," kata Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, pada kuliah umum di Singapura, kemarin.

Moeldoko menegaskan, Indonesia tidak memiliki masalah dengan Tiongkok, meskipun Beijing sempat mengklaim perairan di Kabupaten Natuna sebagai wilayahnya.

"Sampai saat ini, kami tidak memiliki sengketa sama sekali dengan Tiongkok," katanya. Meksipun demikian, Indonesia tetap mempersiapkan diri jika terjadi sesuatu di wilayah itu. Bahkan, Indonesia juga berencana menambah jumlah pasukan di Natuna.

Seperti dilansir Today Online, Moeldoko juga menjelaskan tantangan keamanan yang dihadapi militer  Indonesia di daerah-daerah perbatasan, seperti di kawasan Laut Cina Selatan. Selain potensi ketidakstabilan kawasan, ancaman lain juga datang dari kelompok militan, seperti Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

Ancaman kelompok militan ini bukan hanya dihadapi Indonesia saja, tetapi juga negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Singapura sendiri. Karena itu, Moeldoko menyampaikan pentingnya kerja sama regional untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut.

"ISIS adalah ide terburuk dalam sejarah. ISIS tidak islami. Saya seorang muslim, tapi saya dapat mengatakan bahwa ISIS tidak mewakili Islam yang saya tahu. Bagi saya, tidak ada ruang bagi ISIS untuk berkembang di Indonesia," tegasnya.

Menurut Moeldoko, ancaman lain dari ISIS bukan hanya pada penyebaran ideologi, namun juga berusaha untuk merekrut pemuda dari Indonesia, Singapura dan Malaysia serta negara-negara regional lainnya untuk bertarung di Timur Tengah. (*)

Editor: Roelan