Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jadi Lokasi Favorit Penjarah Ikan

Jokowi Diharapkan Bisa Berkunjung ke Anambas
Oleh : Nursali
Rabu | 29-10-2014 | 15:29 WIB
kapal-kapal nelayan asing di anambas.jpg Honda-Batam
Kapal-kapal nelayan asing yang diamankan di Pelabuhan Antan Seludang, karena menjarah ikan di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas. (Foto: Roelan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), diharapkan bisa mampir ke Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten termuda di Provinsi kepulauan Riau (Kepri) ini berada paling depan dalam gugusan Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagian utara.

"Jika Presiden Jokowi terpilih ini serius membentuk Menko Kemaritiman sebagai upaya memajukan potensi kemaritiman, maka Jokowi juga harus kemari dan melihat Anambas ini. Konsentrasi membantu Anambas untuk pembangunan kemaritiman yang proporsional," Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris, kepada pewarta, Rabu (29/10/2014).

Menurutnya, meskipun masih muda Kabupaten Kepulauan Anambas tak bisa dipandang sebelah mata. Selain perut Anambas kaya dengan minyak bumi dan gas (migas), lebih dari 90 persen kekayaan laut kabupaten ini juga menjanjikan.

"Lebih 90 persen wilayah laut tersebut punya hasil yang melimpah. Bukan sekadar laut yang tidak memiliki hasil seperti di tempat tempat lainnya. Itu membuktikan potensi di sini (Anambas, red) sangat besar dan tidak boleh disepelekan. Butuh pengelolaan dan penjagaan yang serius," ujarnya.

Dia menerangkan, pembuktian kekayaan laut dapat dilihat dari banyaknya kapal-kapal asing yang dengan suka ria menjarah potensi laut kabupaten ini. Menurut Haris, pengawasan yang minim dilakukan oleh pihak keamanan terutama yang berwenang mengawasi teritorial laut Indonesia yang berjarak diatas 12 mil sehingga kekayaan laut Anambas dapat dengan mudah diraup oleh kapal-kapal asing.

Dengan adanya Kemenko Kemaritiman, katanya, pemerintah harus lebih serius memperhatikan daerah perbatasan khususnya Kepulauan Anambas.

"Kita berharaplah, pengawasan kepada kita lebih sering dilakukan. Bukan hanya menunggu panggilan saja baru diawasi, melainkan ada jadwal yang ditetapkan untuk patroli. Kalau tidak dengan cara itu, sangat sulit menjaga laut kita ini. Sementara nelayan dari luar sana makin marak," kata Haris. (*)

Editor: Roelan