Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemuda Harapan Bangsa
Oleh : Redaksi
Selasa | 14-06-2011 | 13:11 WIB

Oleh: Hj. Herlini Amran, M.A

Tahun Ajaran 2010/2011 peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA yang dinyatakan lulus mencapai 99,22 persen atau sebanyak 1.450.498 dari sebanyak 1.461.941 peserta UN sedangkan peserta yang tidak lulus 11.443 peserta atau 0,78 persen. Salah satu permasalahan kedepan adalah bagaimana masa depan para lulusan SMA/MA ditengah kondisi tingginya jumlah pengangguran di kalangan pemuda.

Sebagaimana diungkapkan Ketua Tim Ahli Deputi 2 Kemenpora, Diebel Effendi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 angka tingkat pengangguran di kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan dimana angka pengangguran kelompok usia produktif ini mencapai 60,5 persen dari jumlah pemuda yang ada. Batasan umur yang dipatok BPS untuk pemuda Indonesia adalah berusia 16-20 tahun. Sedangkan menurut ukuran Kemenpora, batasan usia pemuda adalah 16-30 tahun. Bahkan Pada 2009, terjadi peningkatan, jumlah pemuda Indonesia yang kini masih menganggur mencapai 17 persen dari 70 juta jiwa, atau sekitar 12 juta pemuda. Sebagian besar dari mereka juga hidup dalam kondisi miskin dan berpendidikan rendah.

Adanya penambahan kelulusan siswa SMA/MA membuat tantangan pemuda kedepan akan semakin berat. Pada satu sisi mereka dihadapkan pada upaya menyiapkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan masuk ke perguruan tinggi. Pada sisi lain, mereka juga berhadapan dengan persaingan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan. Untuk menghadapi kedua tantangan ini, maka para pemuda harus mempersiapkan diri secara optimal dari berbagai aspek.

Pertama, aspek mentalitas. Mentalitas yang kokoh menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Kekokohan mentalitas dihasilkan dari adanya keyakinan pada diri sendiri dan keobyektifan dalam menerima kebenaran. Kokoknya mentalitas para pemuda menjadi modal mengahdapi berbagai problematika yang terjadi di masyararakat. Untuk itu, para pemuda perlu terus melatih dan membina diri agar memiliki mentalitas yang kuat dan kokoh.

Kedua, aspek kapasitas. Kapasitas merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang baik terkait dengan hal teknis tertentu maupun manajemen dan kepemimpinan. Kemampuan teknis sangat penting dimiliki setiap orang untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki kelebihan dan keunikan dibanding dengan orang lain. Sedangkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sangat penting didalam mengelola orang-orang dalam lingkup pekerjaan yang lebih luas. Kedua kapasitas ini perlu diasah dan ditingkatkan secara terus menerus sehingga kita memiliki keahlian tertentu dan mampu mengelola banyak orang.

Ketiga, aspek kemampuan beradaptasi dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang cepat berubah. Lingkungan yang ada di sekitar kita senantiasa berubah. Perubahan ini sejalan dengan berbagai perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi, perubahan iklim, perubahan jumlah penduduk, perkembangan perekonomian, konflik sosial dan berbagai sebab lainnya. Agar kita bisa eksis maka para pemuda mesti mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Kemampuan itu bisa diperoleh dengan senantiasa berlatih dan pantang meneyrah dengan keadaan.

Dengan adanya berbagai persiapan sebagaimana dijelaskan di atas, diharapkan para pemuda bisa eksis dan berperan optimal. Karena sesungguhnya bangsa yang besar sangat ditentukan oleh kiprah para pemudanya. Kita tentu akan sangat merasa bangsa ketika para pemuda mampu menjadi duta dan juara di berbagai event nasional dan internasional. Sebaliknya kita menjadi miris tatkala melihat kenyataan bahwa 60,5 persen para pemuda menjadi pengangguran.

Kita bangga dengan para pemuda yang berkarya karena mereka menjadi solusi bagi bangsa Indonesia. Untuk itu, tentu kita berharap para pemuda yang masih tergolong dalam 60,5 persen tersebut bisa bangkit dengan meningkatkan aspek mentalitas, kapasitas dan kemampuan adaptasinya sehingga mampu menjadi solusi dari perbagai permasalahan bangsa.

Pemerintah dalam hal ini juga perlu menata ulang format kebijakan terkait anak bangsa dengan memperkuat kurikulum yang membuat para pemuda menjadi mandiri sehingga mereka memiliki jiwa enterpreneur. Disamping itu, media juga sangat berperan dalam membentuk karakter pemuda. Kita berharap media cetak maupun elektronik dan dunia maya seperti inetrnet dll bisa menghadirkan tayangan yang bersifat mendidik. Dalam hal ini semua pihak bisa punya andil besar dalam mncetak pemuda harapan bangsa.

Kebangkitan para pemuda bukanlah sesuatu yang mustahil kalau setiap pemuda mau dan mampu bekerja keras membangun masa depan bangsa ini. Karena bagaimanapun kondisinya sesunggunya peluang-peluang untuk maju dan berkembang tetap ada sepanjang zaman. Bahkan sejarah bangsa Indonesia mencatat kiprah para pemuda itu banyak hadir pada masa-masa sulit seperti: zaman pergerakan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, era pembangunan dan era reformasi. Para pemuda senantiasa hadir di dalam mengawal perubahan zaman. Kita tentu juga yakin harapan itu masih ada. Wallahu a’lam bish showab.


Penulis adalah: Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS Dapil Kepulauan Riau