Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diberitakan Hubungannya dengan Wawako Retak, Wako Tanjungpinang Berang
Oleh : Habibi
Senin | 20-10-2014 | 16:32 WIB
Lis_darmansyah_jas_diwawancara.jpg Honda-Batam
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wali kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, berang diisukan hubungannya dengan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, sedang retak sebagaimana yang dilansir media lokal di Batam dengan mengutip komentar Suradji, dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.

Melalui komentarnya di berita tersebut, Suradji menilai isu ketidakharmonisan Lis - Syahrul itu menguat karena keduanya sudah jarang bersama lagi.

"Seorang dosen jangan asal komentar, jangan asal bunyi. Gila aja," kata Lis seusai membuka acara pelatihan bimbingan teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Ujian Sertifikasi Keahlian di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang di Hotel Comfort, Senin (20/10/2014).

Lis mengatakan, komentar dosen UMRAH yang dinilai "asbun" (asal bunyi) itu bukan hanya sekali ini saja. Menurut Lis, sebagai seorang yang berprofesi sebagai pendidik harus mengeluarkan komentar yang mendidik.

"Cobalah seorang dosen komentar yang layak dan bijak. Jangan berkomentar asal pemikirannya saja tanpa ada landasan yang pasti," kata Lis geram.

Lis juga mengharapkan kepada Rektor UMRAH untuk membina dosen-dosen seperti Suradji. Ia merasa tidak puas dengan apa yang dicantumkan pada berita di media tersebut. Lis mengakui bahwa ke depannya akan menegur dosen bersangkutan, termasuk pihak media.

"Saya juga akan membuat surat teguran dan hak jawab kepada media itu," ujarnya.

Terkait isu tersebut, Lis mengatakan selama ini hubungannya dengan Syahrul tidak pernah ada keretakan, melainkan sangat kompak. Kekompakan tersebut kata Lis, saat ada kegiatan dan kebijakan selalu melalui musyawarah tanpa adanya kebijakan sepihak.

"Saya dan Pak Syahrul selalu bersama. Hanya saja ada beberapa agenda memang kami tak sempat berduaan," terangnya.

Lis menilai, berita yang diterbitkan tersebut tidak layak disebut sebagai sebuah berita. Hal tersebut menurut Lis adalah sebuah opini Suradji semata. Berita seharusnya ada dua belah pihak.

"Sebagai wartawan pun jangan melihat sesuatu dengan pandangan yang sempit. Sebelum menerbitkan, konfirmasi dulu ke kita. Saya yakin, dia melihat saya dan Pak Syahrul ketika waktu upacara kemarin. Pak Syahrul pergi karena salah seorang keluarganya yang naik haji kemarin meninggal. Pak Syahrul juga sudah izin ke saya dan pihak DPRD," katanya.

Lis mengaku telah biasa dengan berita di media. Hanya saja media yang disinggung Lis dinilai belum bisa memilah hal yang patut sesuai dengan kode etiknya. Pemberitaan yang tidak berimbang tersebut menurut Lis sangat tidak wajar dan kurang baik dikonsumsi masyarakat.

"Tidak apa-apa tapi malah dibilang ada apa-apa. Negatif lagi isunya, tidak ada konfirmasi pula," kata Lis kecewa. (*)

Editor: Roelan