Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Diprediksi Alami Defisit Pasokan Gas pada 2019
Oleh : Redaksi
Senin | 20-10-2014 | 12:43 WIB
61360_stasiun_pengisian_gas_elpiji__plumpang_663_382.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. (Foto: viva.co.id)

BATAMTODAY.COM, Jakarta- Pasokan gas Indonesia dari existing supply diperkirakan berpotensi mengalami defisit pada 2019. Itu terjadi, dengan asumsi jika tidak terdapat tambahan antara volume gas ekspor dengan konsumsi dalam negeri.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, di Jakarta, baru baru ini mengakui, kondisi tersebut tidak lain disebabkan ketimpangan neraca gas sehubungan belum memadainya infrastruktur gas. Susilo berharap, proyek pengembangan lapangan gas yang dilaksanakan saat ini diharapkan mempu memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 2027.

Dengan kondisi saat ini, kebutuhan gas pada 2015 dipastikan akan meningkat, diperkirakan akan mencapai 8.249 BBTUD. Menurutnya, dibutuhkan tambahan pasokan sekitar 3.000 BBTUD dan sisanya akan dipasok dari bauran energi lainnya.

"Sekarang kita sudah ketergantungan terhadap impor, dari BBM, LPG dan minyak mentah. Harus ada CPE untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dalam negeri," jelas Susilo seperti dikutip dalam Bisnis.com, Senin (20/10/2014).

Susilo mengakui, penyediaan CPE adalah kewajiban pemerintah sesuai dengan UU 30/2007 tentang Energi yang bertujuan untuk antisipasi penanggulangan krisis energi. Saat ini saja, Indonesia hanya dapat mengandalkan cadangan tidak wajib milik PT Pertamina yang hanya dapat memenuhi kebutuhan pasokan untuk jangka waktu 22 hari untuk BBM, 17 hari untuk elpiji, dan 14 hari untuk minyak mentah. (*)

Sumber: bisnis.com