Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Guru dan Siswa Kerap Terjebak Lumpur, SMAN 17 Batam Butuh Jalan
Oleh : Gokli Nainggolan
Rabu | 15-10-2014 | 17:05 WIB
sman 17 batam.jpg Honda-Batam
Aktivitas di SMAN 17 Batam. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Akses jalan menuju SMAN 17 Batam yang terletak di Kavling Seroja, Dapur 12, Sagulung, sampai saat ini belum dibangun. Guru maupun siswa terpaksa harus melintasi jalan setapak yang kerap terendam banjir.

Selain menjadi kendala berjalannya proses belajar mengajar, guru dan siswa yang melintasi jalan setapak itu kerap terjebak lumpur di saat musim hujan seperti saat ini. Siswa yang terjatuh di lumpur pun terpaksa disuruh pulang karena tak memungkinkan mengikuti proses belajar mengajar.

Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 17 Batam, Mevi Siahaya, menuturkan, pembangunan jalan akses masuk ke sekolah sangat mereka butuhkan karena jalan tanah yang ada saat ini tidak memadai. Saat musim hujan, katanya, banyak guru maupun siswa yang terpeleset di jalan tanah itu.

"Masih banyak yang kami butuhkan di sekolah ini, tapi yang paling mendesak jalan masuk ke sekolah. Saban hari kami lewat jalan tanah. Kalau hujan berlumpur, kalau panas berdebu," kata dia, Rabu (15/10/2014) siang.

Menurutnya, sesuai dengan peta lahan yang dimiliki SMAN 17 Batam, akses jalan menuju sekolah tersebut sepanjang 250 meter dari jalan utama dengan righr of way (row) selebar 50 meter. Namun, semenjak sekolah tersebut berdiri pada 2011 lalu, sampai dengan saat ini jalan tersebut tak kunjung dibangun.

"Miski belum ada jalan, niat siswa belajar di SMAN 17 Batam masih tergolong tinggi," ujar dia.

SMAN 17 Batam, lanjut Mevi, memiliki 12 ruangan. Delapan di antaranya difungsikan sebagai ruang belajar, satu laboratorium multifungsi, satu ruang perpustakaan, dan satu ruang majelis guru. Dengan delapan ruang belajar sekolah ini sudah mendidik 500-an siswa kelas X, XI dan XII.

Minimnya ruang kelas belajar memaksa proses belajar mengajar dijadikan dua shift, pagi dan siang. Kelas XI dan XII masuk pagi menempati masing-masing empat ruangan, sedangkan kelas X masuk siang menempati enam ruang belajar.

"Ruang belajar juga masih kurang, paling tidak ke depannya harus ada 20 lokal belajar, mengingat populasi penduduk di daerah Sagulung cukup tinggi," katanya.

Sebanyak 500-an siswa di SMAN 17 Batam ditangani oleh 23 guru. Jumlah guru itu, kata Mevi, juga masih kurang hanya saja proses belajar mengajar tetap bisa berjalan normal tanpa ada kekosongan guru.

"Lokal, guru juga masih kurang. Tapi, memang saat ini yang paling utama itu kami butuh jalan," tutupnya. (*)

Editor: Roelan