Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Manusia Terus Rusak Hutan Mangrove
Oleh : Redaksi
Kamis | 02-10-2014 | 10:48 WIB

BATAMTODAY.COM - Hutan mangrove ditemukan di 123 negara, terbentang dengan luas mencapai 152.000 km2. Lebih dari 100 juta penduduk yang tinggal dalam radius 10 kilometer dari hutan mangrove, menikmati manfaatnya.

Ekosistem hutan mangrove memberi manfaat ekonomi berupa hasil hutan, tempat perkembangbiakan ikan, jasa lingkungan seperti air bersih, perlindungan terhadap erosi dan cuaca ekstrem. Namun manusia melalui praktik alih guna lahan untuk pertanian dan peternakan ikan, pembangunan kawasan pesisir yang tidak ramah lingkungan dan polusi terus merusaknya.

Tingkat kerusakan hutan mangrove 3-5 kali lebih tinggi dibanding rata-rata kerusakan hutan biasa. Kerugian ekonomi akibat kerusakan hutan mangrove, yang kaya akan simpanan karbon, mencapai US$42 miliar per tahun. Dan sebanyak 90% wilayah mangrove, terletak di negara-negara berkembang.

Hal ini terungkap dalam laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) berjudul "Importance of Mangroves: A Call to Action," yang dirilis di Athena, Senin (29/9/2014).

Dalam laporan ini juga terungkap, jumlah emisi akibat kerusakan hutan mangrove mencapai seperlima dari emisi global yang dihasilkan oleh deforestasi, membawa kerugian ekonomi antara $6-42 miliar per tahun. Hutan mangrove juga terancam oleh perubahan iklim, yang diperkirakan akan menambah kerusakan 10-15% pada 2100.

Pada 2050, wilayah Asia Tenggara akan kehilangan 35% dari tutupan mangrove dibanding tahun 2000, yang merugikan ekonomi dan sosial serta memicu kerusakan ekologis. Kerusakan jasa lingkungan di Asia Tenggara diperkirakan mencapai $2 miliar per tahun dalam periode 2000 hingga 2050. Indonesia mengalami kerugian terbesar mencapai $1,7 miliar per tahun. Sebanyak 30% ikan yang ditangkap di Asia Tenggara menggantungkan hidupnya dari ekosistem mangrove.

Susunan hutan mangrove yang kompleks mengurangi energi gelombang air laut dan melindungi penduduk dari cuaca ekstrem. Di Vietnam, pemerintah berinvestasi melakukan penanaman mangrove dengan biaya mencapai $1,1 juta. Manfaat diperoleh dari investasi ini mencapai $7,3 juta per tahun salah satunya dari berkurangnya kerusakan tembok penahan gelombang air laut (sea-dyke).

Hutan mangrove juga menjadi rumah bagi burung, mamalia, ikan yang bisa membantu perekonomian penduduk melalui peternakan, wisata dan warisan budaya. Jika tidak dicegah, kombinasi dari penggundulan dan degradasi hutan mangrove menyebabkan 16% spesies tanaman mangrove dan 40% spesies binatang terancam punah.

Hutan mangrove di Australia misalnya, menjadi rumah dari 200 spesies burung dan 600 spesies ikan yang menjadi ciri khas hutan mangrove di Indo-Pasifik. Upaya reklamasi pantai yang tidak ramah lingkungan akan merusak hutan mangrove. Sebelum pubah, mari kita sadari dan jaga manfaat dari hutan mangrove bagi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia.

Sumber: Hijauku.com