Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demokrat Tolak Pilkada Langsung karena Banyak Mudharatnya
Oleh : Surya
Jum'at | 05-09-2014 | 13:56 WIB
Umam.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua Komisi II DPR Khotibul Umam Wiranu dari Fraksi Partai Demokrat

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Partai Demokrat secara tegas menyatakan menolak pelaksanaan Pilkada secara langsung, karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Pilkada langsung dianggap memunculkan banyak masalah, seperti ketegangan sosial, kerusuhan hingga berlarutnya proses penanganan sengketa.

Khotibul Umam Wiranu, Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD) mengatakan, fraksinya  menolak pelaksanaan Pilkada secara langsung, dan menyetujui pelaksanaannya digelar di DPRD. 

"Hampir semua tahapan melahirkan ketegangan dan kerawanan baik sosial maupun politik. Belum lagi praktek money politic yang mereduksi nilai-nilai moral di tengah masyarakat. Dengan begitu, pilkada langsung lebih banyak mudaratnya di banding manfaatnya," kata Khatibul dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/9/2014).

Fraksi Demokrat mengacu pada UUD 1945 Pasal 18 ayat 4 yang mengatakan Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis.

Dalam pasal itu, menurutnya tidak ada kalimat yang menyebut kalau pilkada dilaksanakan secara langsung. Namun dilakukan dan dipilih secara demokrasi.

Pilkada langsung sambung Khatibul sering menghasilkan ketidakharmonisan antar kepala daerah. Beberapa kejadian ketidak harmonisan antara gubernur dan wakil gubernur, begitupun bupati dengan wakilnya seringkali terjadi.

"Kedua-duanya sama-sama merasa dipilih secara langsung. Di saat yang sama afiliasi partai berbeda. Ketidakharmonisan dalam penyelengaraan pemerintahan hanya akan menyengsarakan masyarakat," ujarnya.

Dia menegaskan fraksinya mendukung Pilkada yang mencakup pemilihan gubernur, bupati, dan walikota agar dipilih DPRD sebagai representasi dari suara rakyat.

"DPRD sebagai wakil yang dipilih secara langsung bisa menjadi penyalur aspirasi masyarakat tentang siapa pemimpin yang diharapkan," ujarnya.

Editor: Surya