Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jelang Pilkada Kepri, Golkar Rajin Dekati PDIP
Oleh : Habibi
Jum'at | 05-09-2014 | 11:50 WIB

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Partai Golkar tengah menjalin komunikasi politik dengan PDIP untuk menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Nama Bupati Bintan, Ansar Ahmad, dan Wakil Gubernur Kepri, disebut-sebut bakal berduet dalam pilkada Kepri.

"Memang, komunikasi politik kita mengarah ke sana (koalisi, red)," ujar Agustar, Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (5/9/2014).

Dia juga tak menampik kemungkinan jika kedua ketua partai politik di Kepri itu akan disandingkan. "Tapi kita juga menunggu keputusan dari DPP (Partai Golkar) untuk hal ini. Hanya memang, rencananya kita ingin menyandingkan mereka berdua dalam pilgub. Kita intens melakukan komunikasi politik. Namun hal ini juga ditentukan dari hasil survei nantinya," aku Agustar.

Sejumlah warga yang diminta tanggapannya, mengaku jika Soerya - Ansar merupakan pasangan serasi dalam pilkada Kepri. Namun ada juga yang menginginkan agar mereka tampil sendiri-sendiri mengingat masing-masing sosok sudah punya nama dan massa.

"Kalau mereka maju berdua, saya pikir bagus mengingat kedua figur ini sangat kuat di Kepri. Apalagi tidak ada salahnya, karena Pak Soerya dan Ansar sudah terkenal dengan visi dan misinya juga sudah sangat berpengalaman," ujar Rianto, warga Kelurahan Tanjungunggat, Tanjungpinang.

Sementara, Daniel, warga Gunungkijang, Bintan, malah berkeinginan agar Ansar maju sebagai calon gubernur. "Melihat dari dia di Bintan, lebih baik figur seperti Pak Ansar ini maju langsung sebagai calon gubernur. Karena saya merasakan dia sangat bagus selama memimpin di Bintan. Soerya juga bagusnya maju sendiri, agar persaingan jadi semakin panas," ujar Daniel.

Pada saat kunjungan Ansar ke Balai Kota Tanjungpinang, beberapa waktu lalu, Wali Kota Tanjungpinang, yang juga Sekretaris DPD PDIP Kepri, Lis Darmansyah, mengakui bahwa dia bersama Ansar juga ada melakukan komunikasi politik, selain mmbahas masalah aset Bintan. (*)

Editor: Roelan