Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadisdikpora Bintan Akui Masih Ada Guru yang 'Bandel'
Oleh : Harjo
Selasa | 02-09-2014 | 14:04 WIB
Mahfur-Zurahman-Kadisdikpor.gif Honda-Batam
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bintan, Mahfur Zurahman.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bintan, Mahfur Zurahman, mengakui kalau sampai saat ini masih ada guru sekolah di Bintan yang membandel atau menjual buku di sekolah di tempatnya mengajar.

"Kita sebenarnya sudah memberikan peringatan agar tidak ada lagi guru yang menjual buku terhadap murid atau siswanya. Karena standar pendidikan dengan buku yang sudah disiapkan oleh pemerintah, dirasakan sudah cukup untuk proses belajar dan mengajar bagi siswa di Bintan," ungkap Mahfur kepada BATAMTODAY.COM di Bintan Bunyu, belum lama ini.

Disampaikan, masalah buku sampai saat ini memang masih ada laporan kalau ada guru yang menjualnya, sementara buku yang sudah disiapkan pemerintah, harusnya sudah cukup. Kalau memang ada buku panduan lain, untuk mengasah pola pikir siswa bisa tidak dipaksakan apa lagi di sama ratakan. 

"Yang jelas berdasarkan standar pendidikan yang sudah ditetapkan, buku yang disiapkan oleh pemerintah sudah cukup, artinya tidak dibenarkan guru membebani siswa untuk membeli buku lagi," tegasnya. 

Lebih jauh disampaikan, seluruh buku untuk tingkat SD dan SMP di Bintan semuanya sudah lengkap, hanya saja buku untuk tingkat SLTA yang belum berbentuk buku, melainkan masih berupa softcopy di dalam CD yang terpaksa dicetak baru dibagikan kepada siswa. 

Menanggapi permasalahan tersebut, Yoserizal, tokoh masyarakat di Tanjunguban, Selasa (2/9/2014) membenarkan kalau sejauh ini di sejumlah sekolah memang masih ada guru atau pihak sekolah yang menjual buku kepada muridnya dan tidak tanggung-tanggung buku yang dijual hampir untuk seluruh mata pelajaran. 

"Kita memang tidak begitu memahami mana buku yang dari pemerintah atau buku yang memang dijual oleh oknum guru sebagai buku panduan tambahan atau alasan lain.  Tatapi kalau sudah lebih dari lima atau bahkan sampai sepuluh buku yang dibeli, lantas buku yang sudah di siapkan, kesan tidak di pakai ?,' ujarnya. 

Terkait hal ini, Yoserizal berharap kepada pemerintah dan instansi terkait agar lebih peka dan tidak hanya menunggu laporan dari para orangtua. Karena alangkah lebih baiknnya, kalau pihak pengawas atau dinas yang berkompeten, turun langsung dan mempertanyakan hal itu ke murid atau sekolahnya. 

Editor: Dodo