Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Genting, 6.000 TKI Siap Terbang Ke Korsel
Oleh : Redaksi
Senin | 13-12-2010 | 12:19 WIB

Jakarta, batamtoday - Meski tengah terjadi krisis politik di semananjung Korea, namun niat para TKI untuk bekerja di Korea Selatan (Korsel) tetap tinggi. Sebanyak 23.834 calon TKI tengah melakukan ujian seleksi untuk memperebutkan 6.000 kesempatan kerja di Korsel, Senin (13/12) di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan.

Pemerintah sendiri menyatakan siap memberangkatkan sebanyak 6.000 TKI ke Korea Selatan pada awal tahun 2011 ini. Pemerintah juga menyatakan sudah mempersiapakn sejumlah antispasi untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari krisis politik di semenanjung Korea, antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Demikian disampaikan Ketua BNP2TKI, Jumhur Hidayat, kepada batamtoday, Senin (13/12), ketika meninjau ujian seleksi penerimaan calon TKI di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan. Turut meninjau bersama Jumhur, Wakil Pemerintah Korsel, CEO Presdir HDRK dan Yinwan Young salah seorang anggota parlemen dari partai berkuasa di Korsel.

Jumhur mengatakan, pada hari ini (Senin) sebanyak 23.834 TKI tengah melakukan ujian seleksi untuk memperebutkan 6.000 posisi kesempatan kerja di Korea Selatan.

dalam pantauan batamtoday, sejak Senin pagi sekitar 20 ribu calon TKI telah memadati kampus Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, untuk mengikuti ujian seleksi

Jumhur mengatakan bahwa, TKI Indonesia merupakan tenaga asing terbesar di Korsel. Dari 80 ribu Tenaga kerja asing di Korsel, 23 ribu adalah TKI. Korsel kini merupakan negara primadona tujuan TKI INdonesia, karena disamping prosedur pengirimanya sudah baik, salary yang diterima TKI juga baik, dan yang terpenting tidak ada tindak kekerasan yang dialami TKI sepertis ering terjadi pada TKI di Timur Tengah maupouin Malaysia.

"Korsel menjadi primadona bagi TKI, dan setiap tahun  elalu terjadi peningkatan permintaan,"" ujar Jumhur.

Meski saat ini tengah berlangsung krisis politik di Semenanjung Korea, namun hal itu ternyata tidak menyurutkan niat para TKI untuk bekerja di negeri ginseng tersebut.
"Kita sudah berkordinasi dengan KBRI di Seoul, jadi jika terjadi krisis yang memuncak, kita siap evakuasi para TKI dari sana," tegas Jumhur. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa nanti setiap TKI akan mendapat SOP (Standard Operasional), sehingga para TKI tahu akan bertindak apa dan kemana jika terjadi situasi genting.
"Kita sudah perhitungkan itu. Antispasi sudah kita persiapkan," katanya meyakinkan.
 
Terhadap tingginya minat TKI bekerja di Korsel, pihak Korsel pun memberi tanggapan positip. Yinwan Young, salah seorang anggota parlemen berkuasa Korsel mengatakan, membaiknya perekonomian Korsel saat ini berakibat bertambahnya permintaan atas tenaga kerja asing, oleh karena itu Presiden Korsel telah mengeluarkan Instruksi untuk menambah kuota penerimaan tenaga kerja asing, yang tadinya hanya 24 ribu menjadi 34 ribu.

Yinwan menilai, para TKI telah memenuhi standar yang baik dan memiliki etos kerja yang lebih tinggi dibanding tenaga kerja asing dari negara lain. TKI menurutnya bekerja rajin, sehingga tidak heran jika user atau majikan lebih memilih dan meminta pekerja asal Indonesia.
"Pekerja Indonesia, baik, secara kuantitas maupun kualitas berada di papan atas di Korsel," ujar Yinwan melalui seorang penerjemah.