Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perubahan Iklim Picu Penyebaran Hama
Oleh : Redaksi
Rabu | 27-08-2014 | 11:28 WIB

BATAMTODAY.COM - Dampak perubahan iklim kini semakin dekat dengan kita. Efeknya tak lagi dirasakan hanya di benua Arktika atau Antartika, namun juga di sekitar rumah kita. Tidak hanya suhu pada malam hari yang terus meningkat, penelitian terbaru dari National Wildlife Federation di Amerika Serikat menyimpulkan, perubahan iklim juga memerparah penyebaran hama seperti nyamuk, caplak (kutu binatang) dan alga beracun.

Menurut tim peneliti perubahan iklim memicu penyebaran populasi caplak lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga memicu infeksi pada manusia. Sementara jumlah penduduk yang terpapar risiko nyamuk akan meningkat menjadi 30 juta di wilayah New England saja.

Tidak hanya caplak dan nyamuk, perubahan iklim juga memicu peningkatan penyebaran semut api hingga 21 persen yang menjangkau jarak hingga 120 km, menginvasi sarang burung puyuh yang menjadi sasaran berburu warga.

Di sungai, danau dan aliran air, kondisi lingkungan yang semakin hangat menurut tim peneliti juga memicu pertumbuhan alga beracun, menyedot persediaan oksigen dalam air, membahayakan keselamatan ikan. Polusi nutrisi semakin memerparah kondisi merebaknya alga beracun ini.

Polusi emisi CO2 yang semakin tinggi juga memacu pertumbuhan tanaman beracun yang menyebabkan gatal-gatal dan alergi. "Pada musim panas ini, perubahan iklim bersama hama telah menampar wajah kita," ujar Dr. Doug Inkley, peneliti senior di National Wildlife Federation. "Jika emisi tidak dipangkas, perubahan iklim akan terus merusak lokasi-lokasi favorit kita, memicu merebaknya hama, di taman, di sungai maupun di kebun," tambahnya lagi.

"Dulu kita sering berpikir perubahan iklim adalah isu yang jauh dari kita. Kini, kita bisa menyaksikan (dampaknya) di halaman rumah kita sendiri," tutur Katharine Hayhoe, Direktur Climate Science Center di Texas Tech University. "Jika kita gagal memangkas emisi karbon, kita akan merusak alam dan lingkungan sekitar, menimbulkan risiko kesehatan terutama bagi anak-anak."

Sumber: Hijauku.com