Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cuaca Ekstrem Semakin Sering, Ini Penyebabnya
Oleh : Redaksi
Jum'at | 15-08-2014 | 09:50 WIB
cuaca_ekstrem.jpg Honda-Batam
(Foto: wikimedia)

BATAMTODAY.COM - Dalam sepuluh tahun terakhir, dunia telah menyaksikan berbagai bencana akibat cuaca ekstrem yang mendatangkan kerugian besar di masyarakat.

Dalam laporan Hijauku.com pada bulan Juli lalu terungkap, bencana dan kerugian yang terkait dengan air, cuaca dan iklim terus meningkat di seluruh dunia.

Bencana akibat krisis iklim tersebut menghilangkan nyawa dan merusak keberhasilan pembangunan ekonomi yang telah berlangsung bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun lamanya.

Sejak tahun 1970 hingga 2012, tercatat 8.835 bencana terjadi akibat krisis iklim, mencabut 1,94 juta nyawa dan menimbulkan kerugian ekonomi hingga $2,4 triliun. Kerugian ekonomi itu berasal dari berbagai bencana seperti kekeringan, temperatur ekstrem, banjir, siklon tropis dan berbagai masalah kesehatan.

Apa yang memicu fenomena cuaca ekstrem ini? Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academies of Science (PNAS) berhasil mengungkap penyebab berbagai cuaca ekstrem.

Menurut tim peneliti yang beranggotakan Dim Coumou, Vladimir Petoukhov, Stefan Rahmstorf, Stefan Petri dan Hans Joachim Schellnhuber dari Potsdam Institute for Climate Impact Research, perbedaan suhu di benua Arktika dan wilayah ekuator yang semakin menipis menjadi pemicunya.

Saat benua Arktika memanas, semakin sedikit energi dan hambatan yang diperlukan untuk mengalirkan udara (jet stream) dari wilayah kutub ke wilayah khatulistiwa atau sebaliknya.

Hal ini karena perbedaan suhu antara wilayah kutub utara dan wilayah ekuator semakin menipis. Akibatnya, aliran udara dari dan ke dua wilayah tersebut semakin cepat, memicu cuaca ekstrem. Fenomena ini disebut sebagai Gelombang Rossby atau Rossby waves.

Temuan ini melengkapi hasil penelitian sebelumnya oleh lembaga yang sama yang menyebutkan bahwa cuaca ekstrem di bumi saling terkait. Mari beraksi mencegah krisis iklim lepas kendali.

Sumber: Hijauku.com