Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ILO Ajak Dunia Ciptakan Lapangan Kerja yang Ramah Lingkungan
Oleh : Redaksi
Senin | 21-07-2014 | 10:27 WIB
informatique-@-Flickr.jpg Honda-Batam
Foto: flickr

BATAMTODAY.COM - PELESTARIAN lingkungan dan membuka lapangan kerja baru bisa seiring sejalan. Kebijakan pembangunan yang berkelanjutan diperlukan guna menjamin terciptanya lapangan kerja yang tidak merusak lingkungan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO), Guy Ryder, Kamis (17/7/2014), dalam berita Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Transisi ke ekonomi hijau hanya akan terwujud dengan partisipasi aktif dari dunia kerja," tuturnya.

Selama 50 tahun terakhir, Eropa misalnya, menurut Ryder, terus berusaha meningkatkan produktivitas buruh namun melupakan produktivitas energi dan sumber daya alam. Produktivitas buruh meningkat empat kali lipat sementara produktivitas energi hanya naik kurang dari 25 persen.

Semakin banyak lapangan kerja yang ramah lingkungan akan semakin banyak jejak karbon yang bisa dipangkas. Di Eropa, emisi gas rumah kaca per kapita saat ini masih tiga kali lipat lebih tinggi dari yang seharusnya. "Hal itu (harus dipangkas) jika dunia ingin mencegah kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celcius," tuturnya.

Di benua Eropa, krisis ekonomi tahun 2008 telah menyebabkan hilangnya 10 juta lapangan kerja. ILO memerkirakan masih akan ada 25 juta penduduk yang tidak bekerja pada 2019. Situasi ini sangat sulit bagi pencari kerja yang masih berusia muda yang berumur antara 16 hingga 25 tahun dimana tingkat pengangguran mencapai 20 - 30 persen.

"Perkiraan tingkat pengangguran yang tinggi ini terkait dengan rendahnya level investasi. Beralih ke ekonomi yang lebih hijau bisa menjadi solusi masalah pengangguran dan perubahan iklim," ujar Ryder.

Peralihan ke ekonomi yang lebih hijau disertai dengan kebijakan yang tepat, menurut Ryder, akan menarik investasi baru, mengurangi emisi dan menciptakan jutaan lapangan kerja. Menurut ILO, peningkatan efisiensi sebesar 1 persen akan menciptakan 100.000-200.000 lapangan kerja baru.

Pangsa pasar teknologi yang ramah lingkungan juga akan meningkat, terutama di bidang energi dan efisiensi energi, dengan nilai mencapai 4,4 miliar euro ($5,94 miliar) pada 2025. Program Build Up Skills yang didukung oleh Uni Eropa memerkirakan, akan ada 4,4 juta pekerja yang memerlukan pelatihan di bidang efisiensi energi dan sumber energi terbarukan pada 2020. (*)

Sumber: hijauku.com