Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Real Count RRI Bersifat Informasi dan Data Pembanding
Oleh : Surya Irawan
Selasa | 15-07-2014 | 17:18 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur RRI Niken Widiastuti menegaskan jika masyarakat harus menunggu hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait Pilpres 9 Juli 2014 lalu itu.

Sebab, yang namanya survei atau hitung cepat (quick count), hanya bersifat informasi, dan data pembanding saja dari apa yang telah dilakukan oleh Puslitbang Diklat RRI tersebut, yang melakukan hitung cepat dan mengunggulkan capres Jokowi dibanding Prabowo Subianto.

"Kita sekarang ini cooling down dululah dan menunggu hasil perhitungan KPU pada 22 Juli nanti dan itulah yang benar, karena hasil perhitungan suara yang pasti adalah real count KPU. Tapi, keterlibatan RRI dalam hitung cepat itu sama sekali tidak ada kepentingan apapun selain hanya informasi," tegas Niken dalam diskusi 'RUU RTRI-Radio Televisi Republik Indonesia' bersama Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya dan Saprullah dari TVRI di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (15/7/2014).

Menyinggung dugaan adanya kepentingan pejabat tinggi BUMN yang memback up hitung cepat RRI tersebut dibantah oleh Niken, bahwa tak ada hubungan apapun RRI dengan BUMN, karena RRI bertanggung jawab kepada Presiden RI. "Kalau soal pengawasan, langsung dilakukan oleh Komisi I DPR RI", kata dia.

Menurut Tantowi Yahya, ke depan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan kontroversi dan keresahan dan bahkan fitnah di tengah masyarakat, maka hitung cepat itu sebaiknya dihentikan. Sebab, hal-hal yang kontroversif soal hitung cepat RRI tersebut juga otomatis akan mengganggu kinerja RRI. "Jadi, hitung cepat itu sebaiknya dihentikan karena akan mengganggu kinerja RRI sendiri," tegas Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu.

Editor: Dodo