Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

15 Negara Teliti Ekonomi Rendah Karbon
Oleh : Redaksi
Jum'at | 11-07-2014 | 11:28 WIB

BATAMTODAY.COM - Sebanyak 15 negara, termasuk Indonesia, berkolaborasi meneliti cara beralih ke ekonomi rendah karbon. Tujuan akhirnya adalah membatasi kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat Celsius. Untuk mencapainya, emisi global harus dipangkas secara signifikan pada paruh kedua abad ini. Hal ini terungkap dalam laporan berjudul "Deep Decarbonization Pathway Project" yang dirilis pekan ini.

Dalam proyek ini, tim peneliti dari 15 negara bekerja sama dengan sejumlah lembaga termasuk German Development Institute (GDI), International Energy Agency (IEA), International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), dan World Business Council on Sustainable Development (WBCSD).

Kelima belas negara tersebut adalah: Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat. Lima belas negara ini menyumbang 70% emisi gas rumah kaca (GRK) dunia.

Transformasi besar-besaran ke sistem energi yang ramah lingkungan, diperlukan untuk mencapai target pembatasan kenaikan suhu bumi ini. Semua sektor ekonomi harus berpartisipasi memangkas emisi. Transisi inilah yang dinamakan "deep decarbonization."

Polusi CO2 - yang menyumbang 76 persen emisi gas rumah kaca - menjadi target utama pemangkasan emisi. Untuk menjaga probabilitas pencapaian target di atas 75 persen, jumlah emisi CO2 kumulatif dari penggunaan lahan, bahan bakar fosil dan industri harus dibatasi antara 550-1300 miliar ton (Gigaton/Gt) pada pertengahan abad ini. Menurut "DDPP" bujet emisi CO2 yang tersisa hingga pertengahan abad ini adalah 825 Gt.

Skenario di atas menurut IPCC memungkinkan dunia membatasi emisi CO2 dari sektor energi (pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri) menjadi 11 Gt pada 2050, turun dari 34 Gt pada 2011.

Sementara ini jika dilihat dari sudut pandang energi dan teknologi (Energy Technology Perspective/ETP) hasil kajian International Energy Agency (IEA), dunia hanya memiliki peluang 50 persen untuk membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius.

Menurut skenario ini, dengan bantuan teknologi, jumlah emisi CO2 dari sektor energi bisa ditekan menjadi 15 Gt pada 2050. Apabila jumlah penduduk dunia mencapai 9,5 miliar jiwa pada 2050, berarti emisi energi per kapita harus mencapai 1,6 ton/jiwa pada 2050 atau turun drastis dari jumlah emisi rata-rata per kapita dunia saat ini yang mencapai 5,2 ton/penduduk.

Hal tersebut terutama terjadi di negara maju dimana emisi per kapita mereka saat ini jauh lebih tinggi dibanding rata-rata dunia. Hanya kerja sama internasional yang mampu menggapai target global pemangkasan emisi ini sekaligus menghindari bencana dari perubahan iklim.

Sumber: Hijauku.com