Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menilik Kekuatan Timnas Filipina di Piala AFF
Oleh : Redaksi
Sabtu | 11-12-2010 | 10:37 WIB

Jakarta, batamtoday - Pada turnamen AFF yang dulu bernama Piala Tiger, Filipina selalu kandas di penyisihan grup. Padahal, timnas Filipina adalah tim tertua di Asia. Negara yang dikenal lewat olahraga basket dan tinjunya itu menggelar laga pertamanya pada 1913.

Lolosnya tim nasional Filipina ke semifinal Piala AFF 2010 tidak semulus yang dibayangkan. Sejak ajang ini digelar pada 1996, Tri Stars, julukan timnas Filipina, untuk pertama kali lolos ke semi final. Selanjutnya, prestasi Filiphina tidak mengalami perkembangan yang significant.

Pekan depan, Filipina akan bertemu dengan tim nasional Indonesia di ajang Piala AFF. Keduanya bertemu di semifinal setelah Filipina menjadi runner up di Grup B.

Lagi-lagi, Filipina menghadapi persoalan. Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) akhirnya memutuskan laga pertama semifinal yang seharusnya digelar di kandang Filipina terpaksa dimainkan di Jakarta.

AFF menilai, Filipina tidak mempunyai stadion yang layak untuk menggelar pertandingan internasional. Akibatnya, laga kandang-tandang akan digelar dua kali di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Selain mempunyai persoalan teknis, melawan Indonesia, Filipina punya rapor merah. Meski sempat mengalahkan juara bertahan Vietnam di penyisihan Grup B, Filipina punya rekor buruk saat bertemu dengan Indonesia dalam ajang internasional. Filipina tercatat sudah 17 kali bertemu dengan Indonesia. Pertemuan itu pertama kali dilakukan pada 1958 di ajang Asian Games. Laga itu dimenangi Indonesia dengan skor telak 5-2.

Filipina terus menderita kekalahan di semua ajang internasional, baik Piala Tiger, Merdeka Tournament, Piala Asia, dan SEA Games. Filipina hanya satu kali menahan imbang 1-1 saat bertemu di SEA Games 1977. Tapi, pertemuan terakhir di Piala Tiger, pada 2002, Filipina menderita kekalahan dengan skor telak 13-1.

Tidak itu saja, timnas Filipina terbang ke Jakarta dengan kekecewaan atas keputusan mantan ketua Federasi Sepakbola Filipina (PFF), Jose Mari Martinez, yang telah memutuskan laga pertama semifinal digelar di Jakarta. Ketua PFF saat ini, Mariano Araneta Jr, menuding Martinez harus bertanggung jawab atas keputusannya tersebut.