Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Antara Pilpres 2014 dan Piala Dunia Brazil
Oleh : Opini
Kamis | 03-07-2014 | 18:21 WIB

Oleh Alif Kamal

SERU, DAN SUDAH PASTI SENGIT manakala melihat pertarungan negara-negara yang menjadi peserta dalam ajang sepak bola 4 tahunan atau yang biasa disebut World Cup. Penonton Piala Dunia tidak henti-hentinya disuguhkan kejadian-kejadian yang kadangkala di luar prediksi banyak orang. Mulai dari babak kualifikasi grup dengan banyaknya tim-tim unggulan yang pulang lebih dulu, seperti juara bertahan Spanyol, Italy, Inggris, Portugal dan yang lainnya, sampai pada dramatisnya Yunani pada saat mengalahkan Pantai Gading dengan skor 2-1 lewat titik penalti di menit 91.

Tak hanya itu saja, Piala Dunia yang sudah memasuki babak 8 besar juga tak kalah serunya ketika memasuki babak 16 besar. Brazil yang menjadi tuan rumah dan sementara menghadapi gejolak dalam negeri lewat beberapa kebijakan pemerintahnnya yang tidak populer harus menghadapi Chili. Walaupun menang akan tetapi degup jantung warga Brazil tentunya terus-menerus terpacu ketika kemenangan tim mereka harus didapat lewat adu penalty.

Begitupun pertandingan yang lain, sebutlah sengitnya pertandingan antara Belgia Vs Amerika Serikat yang harus menyelesaikan permainan mereka lewat babak II ekstra time dengan kemenangan 2-1 untuk Belgia, atau keseruan Argentina Vs Swiss, walaupun didalam tim Argentina ada Lionel Messi yang menyandang pemain terbaik dunia dalam beberapa tahun terakhir namun mereka baru bisa menjebol gawang Swiss dibabak II ekstra time menit 118, sungguh sebuah pertandingan yang sulit buat tim sekelas Argentina.

Keseruan dan sengitnya pertarungan di Piala Dunia kali ini juga terlihat dalam arena pertarungan Pemilihan Presiden 2014. Hampir tiap hari baik lewat media televisi, cetak, online, media sosial dan bahkan langsung gerilya di lapangan, para tim pemenangan mengolah isu sedemikian rupa layaknya Messi di tim Argentina yang selalu terus-menerus mengolah bola dan menciptakan peluang bagi timnya untuk menang.

Berbagai macam taktik olahan isu dikeluarkan oleh masing-masing tim pemenangan. Mulai dari yang bersangkutan dengan pribadi masing-masing capres atau cawapres sampai pada persoalan program dari masing-masing kandidat. Dalam beberapa kali debat capres dalam kerangka membangun kemandirian bangsa seperti yang telah menjadi visi misi dari masing-masing calon, ada hal menarik yang pernah diucapkan oleh calon Presiden Prabowo Subianto yaitu soal kebocoran kekayaan negara kita.

Meskipun banyak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda namun kalau dihubungkan dengan situasi yang terjadi dalam pengolahan SDA bangsa ini, maka isu ini tepat adanya untuk diperdebatkan, baik oleh tim pemenangan Prabowo-Hatta dengan menambahkan data-data soal kebocoran tersebut ataupun dari tim pemenangan Jokowi-JK dengan mengetengahkan tema yang kurang lebih sama dengan yang telah diucapkan oleh pesaingnya tersebut.

Sejatinya, dengan hanya 2 pasang kandidat maka debat soal program masing-masing capres seharusnya lebih dikedepankan karena identifikasi program lebih mudah terlihat dibanding kalau ada 3 pasang kandidat atau lebih bukan kemudian mempersoalkan latar belakang atau rekam jejak, terlibat kasus korupsi atau tidak, terkait dengan pelanggaran hukum atau menjadi bagian ideologi tertentu dan banyak lagi persoalan subyektif
lainnya.

Sama seperti dalam permainan sepak bola yang harus cerdik memainkan taktik serta tangguh memanfaatkan waktu untuk bermain minimal dalam rentang waktu 90 menit atau bahkan bisa sampai 120 menit maka dalam arena pertarungan pilpres kali ini kecermatan dalam menempatkan taktik adalah poin utama untuk memenangkan pertarungan. Harapan kita dan tentunya menjadi harapan rakyat Indonesia secara umum, taktik yang digunakan adalah taktik yang bisa membawa masyarakat Indonesia bisa paham bahwa problem pokok bangsa ini adalah Imperialisme bukan kemudian hadir dengan taktik "DIVING" seperti yang dilakukan oleh penyerang Belanda Arjen Robben saat melawan Meksiko di ajang Piala Dunia kali 2014 ini.

Penulis adalah Staf Deputi Politik KPP-PRD