Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kontroversi Pernyataan Jokowi dan Fahri Hamzah

PBNU Nilai Usulan Hari Santri Nasional untuk Mempersempit Tahun Baru Islam
Oleh : Surya
Rabu | 02-07-2014 | 19:38 WIB
Slamet Effendi.jpg Honda-Batam
Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Kehormatan (BK) DPR akan memanggil Fahri Hamzah, Anggota DPR dari F-PKS, terkait kicauanya di sosial media twitter yang menyebut 'Jokowi Sinting' setelah mengusulkan 1 Muharam yang merupakan Tahun Baru Islam sebagai Hari Santri Nasional.

Pemanggilan itu dilakukan apabila ada laporan dari masyarakat ke BK DPR dan kicauan Fahri Hamzah membuat resah masyarakat.  

"Dalam suatu kasus, kalau ada laporan masyarakat, maka yang bersangkutan bisa dipanggil untuk dimintai keterangan. Kalau tidak ada pengaduan, BK DPR bisa proaktif dengan syarat masalahnya sudah meresahkan publik. Sudah jadi pembicaraan siang malam, baru kita panggil," tegas Ali Maschan Musa, Wakil BK DPR di Jakarta,  Rabu (2/7/2014).

Namun hingga kini,  kata Ali Maschan, belum ada pembahasan secara khusus di internal BK terkait kicauan Fahri.

"Jika ada aduan ditunggu hingga 1-2 hari ke depan. Soal sanksi kita tidak bisa berspekulasi, kita  Kita lihat dulu. Kita pegang asas praduga tak bersalah. Kita di BK ranahnya kan etika, ucapan, sikap perilaku, yang dianggap tidak etis. Ada item-item yang mesti diikuti sebelum menjatuhkan sanksi," katanya.

Fahri Hamzah, kata Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya, telah diperingatkan dan ditegur agar tidak mengeluarkan kata-kata yang bisa menyulut emosi masyarakat.  

"Kita sudah tegur dan peringatkan Fahri. Kita sendiri sudah bilang jangan bicara seperti itu. Ini kan situasi memanas injury time, semua emosi pemain tersulut," kata Tantowi. 

Ketua FPKS Hidayat Nur Wahid, lanjut Tantowi, juga telah memberikan teguran keras kepada Fahri Hamzah agar tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu lagi. "Tetapi sejauh itu saya tetap optimistis Prabowo-Hatta bisa meraup suara dari swing voter kelas menengah kota dan intelektual. Sebanyak 12 persen kaum intelektual terdidik akan memilih kami," katanya.  

Terkait kicauan Fahri Hamzah di twitter, Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf berharap agar masalah tersebut tidak dibesar-besarkan karena dalam situasi bulan Ramadhan. Ia meminta agar para santri menolak intervensi dari orang-orang yang kepentingan politik sesaat dalam Pilpres.  

"Saya juga berharap, tidak ada pihak yang ngompori para santri supaya situasi menjelang pilpres lebih kondusif. Jagalah suasana bulan puasa agar lebih soft," kata Slamet. 

Slamet melihat teman-temannya di NU dan kalangan pesantren yang berlebihan dalam memberikan dukungan maupun yang menolak terhadap capres tertentu, lalu mereka membesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada apa-apanya alias pepesan kosong.

"Saya kira ini merugikan internal kehidupan para santri maupun kiai, karenanya saya minta para santri jangan mau dijadikan ayam aduan dalam momentum pilpres ini," ujarnya.  

Slamet menilai 1 Muharam telah ditetapkan sebagai hari besar Tahun Baru Islam dan telah dihargai sebagai hari libur nasional. Sehingga tidak perlu lagi dijadikan sebagai Hari Santri, karena akan mendegredasi makna Tahun Baru Islam.  

"Tanggal 1 Muharam sudah hari besar, Tahun Baru Islam. Apa masih kurang besar tanggal itu dihargai sebagai hari libur nasional.  Apakah kalau 1 Muharam  dijadikan Hari Santri, akan bisa lebih menghargai santri?  Saya kira tidak, wong sudah jadi Tahun Baru Islam kok malah mau disempitkan," katanya.  

Secara terpisah, Fahri Hamzah yang juga anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta menyatakan, kicauannya di twitter itu tidak bertujuan menghina Jokowi. "Itu adalah kritik terhadap ide. Tentu saja kritik disampaikan dengan gaya kita masing-masing. Di situ tidak merujuk personal Jokowi," kata Fahri.

Fahri menyatakan, kiacauanya di twitter tak bisa diintrepetasikan bahwa dia menyebut Jokowi sinting. "Kata di ujung itu pasti ditentukan oleh rangkaian kata pada kalimat di depannya.  Dengan demikian, sinting yang dimaksud merujuk pada gagasan Jokowi menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri, bukan pada sosok Jokowi," katanya. 

Seperti diketahui, kicauan itu dilontarkan Fahri melalui akun twitternya @fahrihamzah pada 27 Juni 2014 sekitar pukul 10.40 WIB. Bunyi lengkapnya, begini. "Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"  kicau Fahri.

Atas kicauan ini, kubu Jokowi-JK melaporkan Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah ke Bawaslu. Kicauan Fahri Hamzah ini memicu gelombang unjuk rasa para santri dari berbagai daerah, dan meminta anggota Tim Pemenangan Prabowo Hatta itu agar meminta maaf.

Editor: Surya