Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan 'Tikus' Jadi Hal Lumrah di Bintan Utara
Oleh : Harjo
Senin | 30-06-2014 | 17:28 WIB
pelabuhan_tikus_uban.jpg Honda-Batam
Salah satu pelabuhan 'tikus' di Bintan Utara.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Aktivitas bongkar muat di pelabuhan pelantar atau pelabuhan yang tidak resmi di sejumlah pelantar di Tanjunguban, sejak menjelang Ramadhan semakin semarak. Terkesan keberadaan pelabuhan memang sudah dilegalkan termasuk barang yang masuk, sehingga tidak perlu diawasi oleh petugas terkait.

Salah seorang warga Tanjunguban, Ramadan kepada BATAMTODAY.COM menyebutkan, kalau pelabuhan yang ada di wilayah Bintan utara memang milik pribadi para pengusaha dan selama ini memang menjadi pintu masuknya sebagian besar kebutuhan masyarakat.

"Kalau namanya pelabuhan 'tikus' milik sejumlah pengusaha dan pejabat di Bintan Utara, memang bukan rahasia umum. Sehingga belum adanya pelabuhan bongkar muat yang resmi, terkesan memang sengaja dipertahankan agar masalah harga kebutuhan masyarakat bisa dimonopoli. Saat ini di wilayah Bintan Utara harga kesannya hanya di tentukan oleh beberapa orang saja, sehingga walau pun tidak resmi terkesan sudah biasa dan lumrah, karena petugas pun hanya tutup mata," ujar Ramadan, Senin (30/6/2014).

Dalam waktu bersamaan dari pantauan di lapangan, dua kapal jenis pompong sandar di pelabuhan pelantar tepatnya disamping wisma Puri Anda. Kapal tersebut sedang asyik bongkar muat barang tanpa diawasi petugas terkait.

Barang-barang yang diturunkan dari kapal berupa sembako, minuman, bahan bangunan dan barang-barang jenis lainnya. Tampak beberapa orang berjaga di atas kapal sambil mengangkat barang dan beberapa orang berjaga di pelabuhan dan mengantarkan barang-barang tersebut ke sebuah toko yang tidak jauh dari pelabuhan.

Tiga warga yang ditemui saat itu mengatakan, kegiatan bongkar muat sudah lama dilakukan di pelabuhan tersebut dan tidak pernah diawasi oleh petugas berwenang.

Menurut warga yang tidak mau disebutkan namanya, barang-barang tersebut milik seorang pengusaha berinisial AG. Namun, mereka tidak mengetahui dari mana barang-barang tersebut diambil.

"Sudah lama kegiatan di situ tapi tak pernah ada petugas awasi. Itu suka-suka dia dan tak masalah. Takutnya ada barang lain yang dilarang pula, masuk lewat situ. Macam mana kita tahu itu," ungkap warga tersebut.

Editor: Dodo