Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemuda Bersama Ramadhan
Oleh : Opini
Senin | 30-06-2014 | 11:15 WIB

Oleh Efri Syamsul Bahri

DALAM SEJARAH peradaban manusia, peran dan kontribusi pemuda begitu strategis. Mereka seringkali menjadi pilar bagi kebangkitan sebuah bangsa. Nabi Ibrahin AS adalah satu diantara begitu banyak pemuda yang dicatat dalam sejarah. Ia dikenal sebagai sosok pemuda yang pemberani dalam menegakkan kebenaran.

Hal itu sebagaimana diungkapkan dalam Firman Allah SAW: "Mereka mengatakan, kami mendengar seorang pemuda, mereka menyebutkan dikatakan (namanya adalah) Ibrohim' (Al-Qur'an Surat Al-Anbiya: 60). Pemuda Ibrahim dalam sejarah telah membuktikan diri sebagai seorang pemberani di dalam menegakkan kebenaran.

Begitu juga Rasulullah SAW yang menjadi uswah sepanjang zaman. Dimana hal ini sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab: 21). Bahkan Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab," Akhlak Nabi SAW adalah Alquran." (HR Muslim).

Di zaman Rasulullah kita juga mengenal sosok seorang pemuda yang bernama Ali bin Abu Thalib RA. Ali dikenal sebagai seorang pemberani dan tampil di barisan depan dalam berbagai pertempuran, seperti perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, Fathu Mekkah, Hunain dan lain sebagainya.

Di tanah air sendiri, kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh pemuda yang telah berjuang dan berbuat untuk bangsa Indonesia antara lain: Soekarno, Bung Hatta, Sukarni, Bung Tomo, dll. Dan masih banyak lagi tokoh yang begitu terasa peranannya ketika mereka para era kepemudaan.

Di zaman sekarang ini dan ke depan, tentu kita sangat memerlukan pemuda-pemuda dengan karakter Al-Qur’an sebagaimana yang ada pada para pemuda yang telah mengukir sejarah peradaban dunia tadi. Untuk mencetak pemuda sekelas tokoh-tokoh pemuda tersebut tidaklah mudah. Salah satu sarananya adalah bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan dengan segala keutamaan dan keberkahannya, ternyata mempunyai nilai khusus bagi para pemuda. Pertama, puasa sebagai perisai bagi pemuda. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang menyatakan: "Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai." (HR. Muttafaq’alaihi)

Kedua, pemuda termasuk dalam 7 golongan yang mendapat naungan langsung dari Allah SAW. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: "Tujuh
(golongan) yang Allah naungi di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dari-Nya, Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ketaatan kepada Tuhannya." (HR. Muttafaq’alaihi)

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah atau pendidikan khususnya para pemuda. Pemuda sebagai elemen masyarakat yang sangat strategis harus mampu menjadikan ramadhan sebagai bulan penggemblengan diri, jiwa dan raga.

Ramadhan sungguh merupakan nikmat yang luar biasa yang diberikanNya kepada kita. Untuk itu segala puji dan syukur mestilah kita panjatkan kehadiratNya. Selain itu, rasa syukur itu mesti mampu kita wujudkan dalam
bentuk amal ibadah selama bulan ramadhan. Untuk itu, mari kita sambut Ramadhan dengan suka cita, keceriaan, dan semangat. Siapkan jasmani dan rohani kita agar mendapatkan keberkahan dan keutamaan Ramadhan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubadah bin Ash-Shamit dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat
berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini." (HR. Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya)

Penulis adalah Direktur Eksekutif Mitra Peduli Indonesia, Sekjen Forum Pemuda Bangun Negeri (PP FPBN).