Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TNI Harus Solid Meskipun Mantan Petingginya Terbelah Dua
Oleh : Khoiruddin Nasution
Jum'at | 27-06-2014 | 10:22 WIB
pangmabar_1.jpg Honda-Batam
Pangarmabar, Laksamana Muda TNI I Nyoman Gde Nurija Ary Atmaja, S.E pada acara apel bersama, TNI/ Polri di halaman Rumah Dinas Bupati Karimun.

BATAMTODAY.COM, Karimun - Kendati mantan petinggi TNI dan Polri terbelah menjadi dua bagian, namun Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko memerintahkan agar prajurit TNI harus netralitas dan senantiasa menjaga stabilitas negara, jelang Pilpres 9 Juli 2014 mendatang.

"Jangan sampai terpancing dengan kegiatan-kegiatan yang melanggar arahan Panglima TNI," terang Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI I Nyoman Gde Nurija Ary Atmaja, S.E pada acara apel bersama, TNI/ Polri di halaman Rumah Dinas Bupati Karimun, Kamis (26/6/2014).

Berbicara tentang netralitas TNI katanya lagi, meskipun Panglima TNI memfokuskan kepada TNI, namun penjabarannya mencakup kepada semuanya (TNI/ Polri-red). Untuk itu, kepada para pemegang komando di lapangan, agar mengamati segala tingkah laku aparat di tingkat yang paling bawah, seperti Babinsa maupunpun Banposal dan lain sebagainya.

Seperti diketahui katanya lagi, salah satu capres adalah mantan TNI, dengan pendukung, sponsor, penggerak dan timses yang terbelah menjadi dua bagian. Tidak menutup kemungkinan, anak buahnya masih aktif sampai sekarang ini juga akan terimbas.

Awalnya, dengan meminta pertolongan biasa seperti dengan cara kekeluargaan, atau dengan cara pengambilan sampel maupun kuisioner, yang dalam pemikiran seorang Babinsa, Banposal, atau Komandan Satuan Radar di pelosok dan Babinkamtibmas bahwa hal itu bukanlah campur tangan suksesi Pilpres 2014.

Namun hal itu pula yang menjadi awal suatu masalah, dan bisa diangkat menjadi suatu permasalahan nasional. Untuk Panglima TNI menekankan agar diwaspadai.

"Jangan sampai teriming-imingi diberikan ongkos yang nilainya tidak seberapa, namun dampaknya akan menjadi luar biasa," tegasnya.

Saat pertama menjabat ungkap Pangarmabar, Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengatakan, 'bersama rakyat, TNI dan Polri kuat'. Jika ditilik ke belakang, banyak peran rakyat dalam upayanya membantu TNI dan tanpa rakyat, TNI tidak berarti apapun.

Sebagai contoh di Afghanistan. Dimana Amerika dengan kekuatannya yang begitu dahsyat menjadi kewalahan, sehingga terjadilah peperangan Asimetrik atau kekuatan 'orang kuat melawan orang lemah'. Hanya saja  'orang lemah'  memiliki militansi yang begitu kuat, sehingga negara kuat tadi menjadi kalang kabut.

"Jadi maksud Panglima TNI, kita harus melihat ke belakang. Jaman gerilya dulu, TNI sepenuhnya didukung oleh rakyat. Sehingga kekuatan yang lebih besar dapat kita usung dari negara kita. Jangan lupakan rakyat, bersama rakyat kita kuat," tegasnya menirukan penekanan Panglima TNI

Penekan Panglima TNI lainnya, TNI harus solid. Jangan lagi terjadi ego sektoral, dari masing-masing angkatan. Bahkan, Panglima TNI katanya lagi memerintahkan agar segera mewujudkannya dalam bentuk operasi pengamanan di darat, laut dan udara yang menjadi satu komando pengendalian terpusat.

"Mengingat Panglima TNI kita adalah orang lapangan yang tidak banyak teori, segera kerjakan, laksanakan," tegasnya.

Di Mabes TNI sendiri, telah diterapkan di lingkungan kerja bahwa seluruh TNI apapun bajunya, menggunakan baret hitam. Meskipun awalnya menuai protes, namun dengan 'bahasa lapangan' Panglima TNI menegaskan jangan bekerja di Mabes TNI, jika tidak mengikuti aturan di sana.

"Jangan banyak warna di satu tempat kerja. Bahkan Mabes TNI AL juga nantinya akan mewujudkan hal yang sama di Cilangkap," terangnya

Dan itu merupakan bahasa atraktis yang bisa disampaikan Pangarmabar kepada TNI dan Polri yang berada di lapangan. Dia berharap, perintah itu dapat diwujudkan dengan jalan solid di lapangan, saling bantu membantu dalam satu tujuan, menjaga NKRI agar tetap aman terutama saat berlangsungnya pesta demokrasi ini.

Ingat katanya lagi, Indonesia adalah negara ke-3 yang menerapkan sistem demokrasi yang baik. Yang pertama Amerika dan kedua India. Sehingga, dunia mengacu kepada Indonesia sekarang ini. Sehingga kedepan, penerapan demokrasi di Indonesia semakin baik khususnya  Pemilu Pilpres 9 juli 2014 mendatang

"Selamat bekerja, selamat bertugas. Bantu Bupati sepenuhnya, baik di darat, laut dan udara, untuk menjaga daerah ini," tegasnya mengakhiri

Editor: Dodo