Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sekolah untuk Calon Presiden dan Pemimpin

The Presiden Center Dirikan Lembaga Kenegarawanan Nasional
Oleh : Surya
Jum'at | 27-06-2014 | 06:43 WIB
Didied Maheswara.jpg Honda-Batam
Drektur Eksekutif The President Center Didied Maheswara

BATAMTODAY.COM, Jakarta -The Presiden Center (TPC) akan mendirikan sekolah kepemimpinan yang diberi nama Lembaga Kenegarawanan Nasional (LKN) sebagai institusi yang akan memberikan edukasi kepada kandidat presiden.

Pada tahap pertama , sebelum ide tersebut disosialisasikan kepada partai politik (parpol), TPC akan menerbitkan buku tentang 'Etika Menjadi Presiden yang akan dibagikan kepada pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Buku Etika Menjadi Presiden berisi 10 langkah menuju istana yang akan melekat dan menjadi persiapan bagi capres. Buku ini juga akan dibagikan ke masyarakat agar bisa mengkrontrol presidenya," kata Didied Mahaswara, Direktur Eksekutif The President Center (TPC) di Jakarta, Kamis (26/6/2014).

Selanjutnya, TPC akan melakukan pendekatan ke parpol untuk mengadakan sekolah kepemimpinan bagi kader-kadernya sebagai bekal menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).

"Materi nantinya akan diberikan oleh para pakar seperti Prof Siti Zuhro (LIPI) dan Dr Margarito Kamis (pakar hukum tatanegara Universitas Padjajaran). Jadi nantinya semua kader yang akan menjadi pemimpin akan dididik di sekolah ini," katanya.

Karena itu, kata Didied, TPC akan berusaha keras menjadikan LKN sebaga wadah penggodikan kader partai yang akan menjadi capres dan cawapres. "Meski sulit dan akan ditolak partai poltik karena selama ini melakukan politik transaksional, pragmatis, dan oportunis. Kita tetap akan melakukan pendekatan karena pendidikan kepemimpinan tetap diperlukan," katanya.

Gagasan untuk mendirikan LKN ini mendapat dukungan dari Siti Zuhro, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Siti mengaku mendukung, karena dengan sekolah kepemimpinan diharapkan capres dan cawapres dapat memahami ketatanegaraan, baik terkait dengan sosial politik, ekonomi, hukum, HAM, pendidikan, kesehatan, kelautan dan sebagainya.

"Untuk itu TPC mesti masuk ke dalam parpol, agar parpol menjadi rumah besar kader calon pemimpin nasional," kata Siti Zuhro.

Didied menegaskan, LKN nantinya akan menjadi pusat pendidikan kepemimpinan nasional baik menjadi presiden, wakil presiden maupun wakil rakyat. Sehingga seseorang yang akan menjadi capres dan cawapres harus diuji terlebih dahulu track record, nasionalisme, dan etika kepemimpinannya sebelum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Namun Didied membantah, TPC mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 9 Juli 2014 ini. Selama ini TPC tidak pernah meminta atau mengajukan permohonan tertentu kepada salah satu capres untuk memberikan dukungan, tetapi TPC telah disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk mendukung salah satu capres.

"Kami sudah klarifikasi ke media, tapi mereka menyatakan TPC memang sudah banyak digunakan atau dipakai oleh masyarakat, sehingga mereka bilang tidak ada yang melanggar. Padahal, TPC ini ibaratnya sudah dijual oleh oknum tertentu dalam mendukung capres," katanya.

Menurut Didied, TPC sebagai LSM sudah terdaftar di Kemenkum dan HAM, namun telah disalahgunakan oleh oknum tersebut. Kendati begitu, Didied sendiri enggan membeberkan siapa capres yang telah mengklaim TPC sebagai pendukungnya.

"Kami mau bertemu saja susah, mengirim surat tidak direspon, menyelesaikan parkir di Jakarta dan pajak online saja tak terwujud dan masih banyak lagi. Ini kan tidak layak menjadi presiden," kata Direktur Eksekutif TPC ini.

Editor : Surya