Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vokalis Bloc Party Menggugat Penindasan Musik Kulit Hitam
Oleh : Redaksi
Senin | 23-06-2014 | 13:45 WIB
Bloc_Party_Kele_360.jpg Honda-Batam
Pentolan Bloc Party, Kele Okereke. (Foto: Rolling Stone).

BATAMTODAY.COM - Pentolan Bloc Party, Kele Okereke menyuarakan keresahannya terkait adanya erosi terhadap kultur musik Inggris kulit hitam yang ia lihat dalam tren industri musik rekaman terkini.

Kepada Noisey, Okereke berargumen bahwa tindak pemecatan pada sejumlah DJ (Disc Jockey) berkulit hitam - termasuk DJS Robbo Ranx dan DJ CZ Beatz - di stasiun radio milik BBC yang rajin memutar musik-musik urban, Radio 1Xtra, merefleksikan perluasan masalah akan degradasi identitas musik kulit hitam di arus utama musik Inggris.

"Pertanyaan tentang kekohesifan identitas musik Inggris kulit hitam lebih dari sekedar pertanyaan akan penjualan dan demografis, ini merupakan masalah institusional," ujar Okereke. "Inggris memiliki permasalahan dengan rasisme yang tak ingin kita sebutkan - tak hanya merefleksikan perilaku negatif pada musik Inggris kulit hitam, melainkan juga pada kultur kulit hitam di Britania secara umum."

Ia melanjutkan, "Ini adalah narasi yang mengiringi setiap wujud seni populer kulit hitam; selalu tentang hal-hal di kancah bawah tanah yang keren hingga pada akhirnya sejumlah korporasi besar dan khalayak kulit putih membelinya."

"Mulai dari diterimanya gerakan dansa twerking ala Dirty South milik Miley (Cyrus) hingga tiruan nada-nada soul Atlanta oleh Sam Smith. Apa pesannya? Apakah bahwa kultur kulit hitam hanya dapat relevan saat dirampas dan dapat menarik massa?" imbuhnya.

Okoreke juga berpendapat bahwa kultur musik pop arus utama, mulai dari Justin Bieber hingga Iggy Azalea dan Disclosure, telah berhutang pada kultur kulit hitam, kendati terlihat jelas bahwa mereka yang kini memperoleh apresiasi terbesar dari itu justru bukanlah dari golongan kulit hitam.

Sumber: Rolling Stone