Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengancam Kehidupan Nelayan Tradisional

Pemko Batam Diminta Hentikan Reklamasi Pantai di Jembatan I Barelang
Oleh : Gokli Nainggolan
Kamis | 12-06-2014 | 19:37 WIB
reklamasi-di-jembatan1.jpg Honda-Batam
Lokasi reklamasi pantai di Jembatan I Barelang, Batam. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Barelang, terutama warga yang tinggal di sekitar Jembatan I dan Pulau Akar, mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk menghentikan aktivitas reklamasi pantai yang sedang berlangsung di daerah tersebut. Akibat adanya aktivitas reklamasi, air laut semakin keruh dan hutan bakau yang dulunya lebat di tepi pantai kini sudah rata dengan tanah.

Menurut warga, aktivitas reklamasi pantai yang dilakulan seorang pengusaha berinisial AM itu sudah berlangsung sekitar satu bulan lebih. Disebut, lokasi yang direklamsi akan didirikan restoran dan pelabuhan tidak resmi.

Ketua Forum Pemuda Pulau (Forpul), Asrol, mengaku sudah mendengar keluhan mayoritas warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan itu. Dia juga menolak adanya reklamasi pantai di sekitaran Jembatan I Barelang.

"Kalau semua pantai direklamasi, terus nelayan mau hidup dari mana? Tak mungkin mereka menjaring ikan di laut lepas. Pemerintah harus memikirkan sampai ke situ, jangan asal berikan izin reklamasi," kata dia, Kamis (12/6/2014) sore.

Dia juga meminta pemerintah daerah menghentikan aktivitas reklamsi tersebut. Bahkan, kata dia, pihaknya menduga reklamasi pantai di sekitaran Jembatan I Barelang milik pengusaha berinsial AM belum memiliki izin dari Pemko Batam.

"Informasinya, reklamasi itu belum ada izin sama sekali dari Pemko Batam. Terlepas dari masalah izin, warga tetap menolak. Reklamasi itu harus dihentikan," tegas dia, yang diamini beberapa warga di sekitaran Jembatan I Barelang.

Pantauan di lokasi, reklamasi pantai itu masih akan berlanjut. Beberapa truk dan alat berat sudah ada di lokasi. Namun pihak yang melakukan reklamasi di pantai tersebut belum bisa dihubungi. (*)

Editor: Roelan