Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

WALHI Aceh Tanam 1.000 Mangrove di Hari Lingkungan Hidup se-Dunia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 06-06-2014 | 11:26 WIB
HLH Walhi Aceh.jpg Honda-Batam
Kegiatan penanaman 1.000 Mangrove oleh WALHI Aceh yang melibatkan anak-anak sebagai bagian menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan.

BATAMTODAY.COM - WALHI Aceh mengadakan kegiatan penanaman pohon yang melibatkan partisipasi masyarakat, siswa, mahasiswa dan komunitas lingkungan di Banda Aceh, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2014.

Kegiatan "Penanaman Seribu Mangrove untuk Meuraxa" dilaksanakan di Desa Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa dan dimaksudkan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat atas pentingnya perlindungan ekosistem pesisir dan dampak perubahan iklim dalam rangka ketahanan lingkungan.

Kegiatan ini sangat penting mengingat tingginya tingkat kerusakan ekosistem mangrove di wilayah pesisir Aceh sehingga menimbulkan penurunan kualitas dan produk yang bermanfaat untuk nelayan dan pencari tiram yang merupakan mata pencaharian masyarakat pesisir Aceh.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat umum tentang lingkungan hidup untuk menumbuhkan kepekaan terhadap permasalahan lingkungan hidup di sekitar dan menjalin kerjasama serta memperluas jaringan dengan instansi pemerintahan, masyarakat umum dan komunitas siswa serta mahasiswa agar mempermudah akses pembelajaran lingkungan dan proses kampanye lingkungan di Aceh," kata Kadiv Pendidikan WALHI Aceh; Ainul Mardhiah.

Sementara, Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Muhammad Nur mengatakan Aceh memiliki kawasan pesisir paling luas di Pulau Sumatra dengan total mencapai 2.666,27 kilometer.

Sayangnya, pemerintah hanya fokus pada pembangunan infrastruktur daripada pengelolaan kawasan pesisir secara masif. Salah satu kerusakan kawasan pesisir Aceh yaitu rusaknya ekosistem mangrove di sebagian besar kawasan pesisir Aceh sehingga masyarakat pesisir kesulitan untuk memperoleh pendapatan dikarenakan menurunnya produksi ikan, kepiting, udang dan tiram.

"Padahal, Aceh memiliki kekayaan alam yang sangat besar, namun seringkali tidak menjadi perhatian untuk dikembangkan," kata dia.

"Kegiatan diharapkan dapat menjadi ajang memperkenalkan pentingnya menjaga lingkungan semenjak dini agar setiap manusia sadar bahwa kehadirannya di muka bumi ini sebagai khalifah yang memiliki peran penting untuk menjaga kestabilan lingkungan yang telah Allah titipkan kepada manusia untuk dijaga kelestariannya," tambahnya.

Di samping itu WALHI Aceh bekerjasama dengan Bireuen Bersatu melaksanakan penanaman 500 bibit pohon dengan jenis yang beragam seperti mahoni, pohon asam, nangka dan kulu yang dilaksanakan di desa Ujong Blang, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen. Kegiatan di Bireuen dilaksanakan pada tanggal 1 Juni  lalu.

Editor: Dodo