Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Prabowo akan Tumbuhkan Ekonomi Sebesar 7 Persen
Oleh : Surya
Kamis | 05-06-2014 | 07:54 WIB
Harry_Azhar.jpg Honda-Batam
Harry Azhar Azis, Tim Pemenangan Pasangan Prabowo-Hatta

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Tim Pemenangan Kampanye Nasional Prabowo-Hatta menegaskan, pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa akan mengupayakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen apabila dipercaya rakyat Indonesia pada Pilpres 9 Juli mendatang sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2014-2019.


Menurut Harry Azhar Azis, Anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen itu akan diikuti oleh pemerataan kesejahteraan rakyat dan terjaganya kedaulatan pangan, serta tidak perlu impor pangan lagi.  

"Subsidi BBM juga akan diatur seadil mungkin antara orang kaya dengan orang miskin. Kalau saat ini subsidi BBM itu mencapai Rp 300 triliun, dan 80 % untuk kelompok kaya dan sebaliknya untuk rakyat miskin hanya 20 %. Bayangkan hotel mewah di Bali masih disubsidi pemerintah. Jadi, kita ini murah hati pada orang kaya, tapi pelit pada rakyat miskin," kata Harry Azhar Azis di Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Harry mengatakan, Prabowo terpilih maka model subsidi tersebut akan diubah menjadi 80 % untuk rakyat miskin, dan 20 % untuk orang kaya. Orang miskin itu khususnya untuk petani, nelayan, transportasi angkutan rakyat.

"Yang tidak terjawab saat ini dengan pertumbuhan ekonomi adalah indikator kesejahteraan rakyat terkait tingkat kemiskinan dan pengangguran," ujar politisi Golkar itu.

Prabowo-Hatta, kata Harry, juga akan mendefinisikan secara konkret tentang kemiskinan dan pengangguran secara individu seperti kriteria angat miskin, miskin, dan seterusnya. 

Sebab, selama ini kata Harry Azhar, yang disebut sangat miskin itu 16,4 juta jiwa dari 30 juta jiwa yang tergolong miskin, atau sekitar 20 juta jiwa yang mendapat BLSM, BLT dan sebagainya. 

"Hanya saja pencairannya selama ini selalu terkait dengan pemilu atau pilpres.Jadi, kita akan merumuskan kemiskinan dan orang miskin yang mendapat subsidi itu seperti apa," katanya 

 Harry Azhar mengingatkan, dalam RAPBNP 2014 anggaran subsidi untuk orang miskin sebesar 30 % atau sekitar Rp 300 triliun dari Rp 1.800 triliun APBN.

"Kenaikan subsidi Itu disesuaikan dengan kurs dollar AS, padahal kenaikan kurs terhadap rupiah itu hanya sekitar 10 sampai 15 %, maka seharusnya subsidi itu hanya 15 % dan bukan 30 %. Jadi, banyak hal terkait pertumbuhan ekonomi, pemerataan, subsidi, dan definisi kemiskinan," kata Wakil Ketua Komisi XI ini.

Editor : Surya