Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peringati World Ocean Day

DFW-Indonesia Bakal Gelar Beragam Kegiatan di Anambas
Oleh : Nursali
Selasa | 03-06-2014 | 16:27 WIB

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia berencana akan menggelar berbagai kegiatan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kegiatan untuk memperingati Hari Kelautan Dunia (World Ocean Day) setiap tanggal 14 Juni ini bertujuan untuk menggugah kesadaran dan kepedulian pemerintah dan masyarakat pentingnya mengelola sumber daya kelautan bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan pemanfaatan yang berkelanjutan.

"Kita akan menggelar serangkaian kegiatan di Pulau Mubur, Desa Pian Pasir, Kecamatan Palmatak, meliputi kegiatan penyuluhan aspek sosial ekonomi dan ekologi terumbu karang bagi anak SMA dan masyarakat, aksi bersih pantai, dan nonton film bersama dengan tema konservasi terumbu karang dan ikan hiu," kata Moh Abdi Suhufan, Koordinator DFW-Indonesia kepada BATAMTODAY.COM melalui rilis, Selasa(3/6/2014).

"Kegiatan ini akan mengikutsertakan Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Nasional dan Dinas Pariwisata serta melibatkan sekitar 200 orang peserta," imbuhnya.

Kegiatan itu rencananya akan dibuka Wakil Bupati Anambas, Abdul Haris.

Menurutnya, pembangunan kelautan yang dilakukan oleh bangsa ini belum dilakukan secara serius dan terintegrasi. "Masih terkotak-kotak, sektoral dan menonjolkan aspek perikanan saja. Padahal aspek pembangunan sangat luas seperti pelayaran, pelayanan kepelabuhanan, wisata bahari, transportasi laut, jasa kelautan, industri kelautan dan lain-lain belum digarap serius," katanya.

Selain itu, beban kelautan semakin bertambah berat dengan adanya target konservasi laut yang yang harus dikejar dan mengesankan perlindungan sumberdaya merupakan hal yang utama. Jika konsepsi "3P" yaitu people, planet dan profit diterjemahkan secara mendalam, maka bangsa ini harus merubah strategi manajemen sumberdaya kelautan dengan menjaga keseimbangan tiga pilar tersebut dan mengaktualisasikan dalam kerangka kebijakan negara  yang pro-kelautan.

"Momentum World Ocean Day harus meneguhkan komitmen yang kuat dari masyarakat Anambas dan pemerintah dalam mempertajam visi pengelolaan kelautan demi kesejahteraan masyarakat Anambas juga ke depannya," ujarnya.

Dia menyampaikan, peringatan Hari Kelautan Dunia di Anambas ini juga disejalankan dengan peringatan Coral Triangle Day pada 9 Juni 2014. Komitmen internasional untuk melindungi kawasan coral triangle ini juga harus lebih dibumikan dalam konteks pengelolaan terumbu karang di negara Indonesia, khususnya Kabupaten Kepulauan Anambas yang memiliki 98 persen wilayahnya merupakan kelautan.

Menurut Abdi, Indonesia seharusnya mempunyai skenario dan konsep pengelolaan terumbu karang yang berpihak pada masyarakat pesisir dan nelayan bukan pada kepentingan negara, donor asing apalagi corporasi asing. Masyarakat nelayan mesti diberi alternatif mata pencarian dan pekerjaan yang bukan di luar sector kelautan ketika zonasi atau tata ruang di wilayahnya teralokasi untuk kepentingan konservasi terumbu karang.

"Nelayan harus tetap mendapat akses dan kesempatan berusaha di laut demi mendapatkan penghasilan dan kesejahteraan bagi keluarganya. Pengusahaan resor oleh warga dan korporasi asing, seringkali mengurangi akses nelayan serta menyebabkan mereka terpinggirkan dalam pengelolaan terumbu karang selama ini terjadi," ujarnya.

Sementara salah satu nelayan asal Desa Temburun, Janudi, sampai saat ini belum mengetahui secara jelas lokasi yang dijadikan daerah pengelolaan terumbu karang. Dirinya juga meminta agar pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama nelayan agar tidak salah persepsi.

"Jadi kalau melaut, yaa ke mana saja. Selagi ada ikan, ya kita tangkap," katanya.

Janudi menambahkan, dalam melakukan aktivitas melaut atau mencari ikan masih sebatas nelayan tradisional yang menggunakan alat pancing sehingga kalaupun memasuki daerah konservasi terumbu karang tidak akan merusak.

"Kami hanya mennggunakan pancing ulur sehingga tidak berpengaruh kerusakan pada karang, kecuali kalau pakai bom atau menggunakan kapal besar dengan jaring," katanya. (*)

Editor: Roelan