Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Tunjukkan Kelas Penuh Hiasan Ganggu Perhatian dan Belajar Anak
Oleh : Redaksi
Rabu | 28-05-2014 | 08:08 WIB

BATAMTODAY.COM - MENGHIAS kelas dengan berbagai macam benda, seperti map, karya seni, suvenir hingga hampir menutupi dinding seperti kelas di Taman Kanak-Kanak, kelihatannya menarik dan menunjukkan jika"penghuni" kelas tersebut kreatif. Namun, berbeda dengan hasil penelitian di Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Berdasarkan penelitian tersebut, terlalu banyak barang-barang yang menempel di dinding itu justru bisa mengganggu perhartian dan proses belajar pada anak-anak.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science, Anna V Fisher, Karrie E Godwin, dan Howard Seltman, dari Universitas Carnegie Mellon, mengamati apakah 'showroom; di kelas itu mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk tetap fokus selama memperoleh instruksi dan mempelajari materi pelajaran.

Mereka menemukan bahwa anak-anak di kelas yang banyak hiasan itu cenderung terganggu, menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidak mengerjakan tugas, dan menunjukkan peningkatan belajar yang lebih kecil daripada ketika dekorasi dinding itu dibuang.

"Anak-anak menghabiskan banyak waktu di kelas yang sama sepanjang hari, dan kami menunjukkan bahwa lingkungan kelas yang penuh dengan visual dapat mempengaruhi banyak anak-anak untuk belajar," kata Fisher, penulis utama dan profesor psikologi di Dietrich college of Humaniora and Social Science.

Jika demikian, haruskah guru-guru menghilangkan dekorasi dinding itu agar anak bisa lebih fokus dalam belajar?

"Kami tidak menyarankan bahwa ini adalah jawaban untuk semua masalah pendidikan. Selain itu, penelitian tambahan diperlukan untuk mengetahui apa efek dari kelas yang penuh dengan tampilan visual pada perhatian anak-anak dan belajar di kelas yang nyata," kata Fisher seperti dilansir Medical Xpress.

"Oleh karena itu, saya ingin menunjukkan bahwa daripada menghapus semua dekorasi, guru harus mempertimbangkan apakah beberapa dari tampilan visual itu mungkin mengganggu anak-anak," imbuhnya.

Untuk memperkuat penelitian ini, sebanyak 24 siswa TK ditempatkan di ruang kelas laboratorium untuk enam pelajaran ilmu pengantar sains di mana anak-anak beum terbiasa dengan tentang topik yang diajarkan. Tiga pelajaran diajarkan di kelas yang dipenuhi dekorasi, dan tiga pelajaran yang diberikan di kelas yang jarang dihias.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar di kelas jenis kedua, ternyata mereka belajar lebih banyak ketika ruangan tidak dihiasi banyak dekorasi. Secara khusus, akurasi anak-anak menjawab pertanyaan tes lebih tinggi di kelas dengan hiasan jarang (55 persen benar) daripada di kelas yang penuh dekorasi (42 persen benar).

"Kami juga tertarik untuk mengetahui apakah ketika tampilan visual telah dihapus maka perhatian anak-anak akan beralih ke gangguan lain, seperti berbicara dengan rekan-rekan mereka, dan apakah jika jumlah total waktu mereka terganggu, akan tetap sama," kata Godwin PhD, kandidat dalam psikologi dan peraih beasiswa Program Interdisipliner Education Research (PIER).

Namun, ketika para peneliti menghitung waktu anak-anak menghabiskan waktu tanpa tugas pada kedua jenis kelas, tingkat perilaku mengabaikan tugas lebih tinggi di kelas yang penuh hiasan (38,6 persen dari waktu yang dihabiskan tersebut) daripada di kelas jarang dengan hiasan (28,4 persen).

Bagaimanapun, para peneliti berharap temuan ini mengarah pada studi lebih lanjut dalam mengembangkan pedoman untuk membantu guru secara optimal mendesain ruang kelas. (*)

Editor: Roelan