Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PEPABRI Minta Kandidat dan Pendukungnya Tak Saling Hujat
Oleh : Surya
Selasa | 20-05-2014 | 16:17 WIB
agum-gumelar1.jpg Honda-Batam
Ketua Umum PEPABRI Agum Gumelar

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum PEPABRI Agum Gumelar meminta pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), serta para pendukungnya agar dalam Pilpres 9 Juli 2014 nanti tidak saling hujat atau menghina satu dengan lainnya.

Jika demikian, bangsa Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa besar apabila terus saling menghujat. Padaha proses politik ini harus dilalukan secara tertib, aman, damai, dan saling menghormati satu sama lain, sehingga Indonesia akan menjadi negara demokrasi terbesar dunia di masa mendatang.

"Capres-Cawapres itu harus diniati untuk mengabdi pada bangsa dan negara, maka kobarkan dan kembangkan pemikiran yang mencerahkan dan mencerdaskan rakyat tanpa mencaci-maki dan saling hujat-menghujat. Jadi, PEPABRI berharap pada pasangan capres bukan sebagai lawan yang harus dihancurkan," kata Agum Gumelar di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Karena itu, lanjut Agum, pasangan capres/cawapres dan pendukungnya harus menghormati yang menang dan merangkul yang kalah.

"Jangan sampai lawan politik itu dianggap sebagai lawan dan musuh yang harus dihancurkan. Jokowi dan Prabowo harus saling bersikap dewasa dalam berdemokrasi agar suasana tidak memanas," ujarnya.

Agum berharap intelejen menghimpun dan mengolah informasi untuk melakukan pencegahan terjadinya potensi konflik dalam pilpres. "Demi keamanan bangsa, intelejen harus mendukung pencegahan terjadinya konflik. Jangan sampai terjadi kerusuhan lalu panik, lalu sibuk mengusut, bukan menyelesaikan," katanya. 

Namun menyangkut sikap PEPABRI, kata Agum, PEBABRI akan bersikap netral dalam pilpres seperti intitusi induknya TNI dan Polri. 

"Kalau induknya TNI/Polri adalah netral, maka PEPABRI netral dalam Pilpres. Tapi, sebagai purnawirawan, mereka mempunyai hak sama dengan sipil dalam politik sesuai keyakinan hati nurani masing-masing," katanya.

Sedangkan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat mengatakan, sebagai negara besar, NKRI membutuhkan pemimpun yang kuat seperti Prabowo Subianto, bukan lemah seperti Joko Widodo agar Indonesia tidak terpecah belah seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. 

"Jika dipimpin orang yang lemah, maka NKRI terancam, bisa bubar. NKRI ini butuh presiden yang kuat dan saya yakin PEPABRI tidak rela dipimpin orang yang lemah. Sebab, hanya dengan itu NKRI bisa dipertahankan," kata Martin.

 Editor : Surya