Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ajak Siswa Dialog Terkait 'Kisruh' di Sekolah

Kepala SMKN 4 Tanjungpinang Akui Ada Guru Tak Diberi Jam Mengajar
Oleh : Habibi
Sabtu | 17-05-2014 | 19:53 WIB
Guru-Kepala-SMKN-4-Tanjungpinang2.jpg Honda-Batam
Kepala SMK Negeri 4 Tanjungpinang, Sulasmi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Tanjungpinang, Sulasmi, mengakui bahwa dirinya memang ada menoljamkan (tidak memberi jam mengajar sama sekali) guru di sekolah yang dia pimpin.

Untuk tindakannya itu, dia beralasan mengutaman guru yang sudah sertifikasi untuk mengajar dengan waktu yang telah ditentukan, yakni 24 jam dalam seminggu.

"Kita di sini jumlah kelas sedikit, jadi harus mengutamakan guru yang mengajar 24 jam seminggu untuk sertifikasi mereka. Sementara guru yang dinoljamkan itu adalah guru tidak tetap," tutur Sulasmi saat ditemui, Jumat (16/5/2014) kemarin.

Untuk itu, Sulasmi mengaku akan segera berkoordinasi dengan Dimas Pendidikan Pemprov Kepri, agar mengambil kebijakan baru untuk GTT atau guru tidak tetap tersebut. "Kita akan laporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi (Kepri) agar mereka menarik guru itu dan menempatkannya di sekolah lain. Karena memang sekolah kita masih belum banyak kelas," tutur Sulasmi.

Terkait tuntutan para siswa, yang malah meminta dirinya yang diganti, dan tidak untuk guru kesayangan mereka, Sulasmi mengatakan, hendaknya permasalahan mutasi sesuai dengan jalurnya, yakni urusan pihak sekolah dan pimpinan daerah.

"Ini sama sekali bukan urusan siswa, tentang mutasi dan pemindahan. Kalau mereka ngotot, apa mereka bisa memberikan jam kepada guru itu sementara jumlah kelas sedikit," ujar Sulasmi.

Menanggapi pemecatan guru sebagaimana disuarakan para siswa, Sulasmi mengatakan bahwa kepala sekolah tidak bisa memecat guru. Dan hal itu menandakan bahwa dirinya tidak pernah memecat guru.

Sulasmi juga membantah berlanjutnya aksi mogok belajar sejumlah siswa di sekolahnya. Dia mengatakan sudah mengimbau siswa kelas XII untuk merangkul adik-adik kelas mereka agar disiplin dan tidak melakukan aksi yang bisa merusak citra sekolah.

"Siswa kelas XII sudah mengerti karena saya ceritakan hal yang sebenarnya dengan aturan yang berlaku. Dan saya sudah mengimbau agar mereka merangkul adik-adik kelas mereka," ujar Sulasmi.

Sebagai kepala sekolah, Sulasmi juga mengaku terbuka menerima kritikan serta menerima siswa yang mau berdialog dengan dirinya terkait 'kisruh' di sekolah yang dia pimpin. Namun, hingga saat ini dia mengaku belum ada siswa yang mau melakukan hal itu. "Padahal sudah saya ajak berdialog, tapi tak ada yang mau," ujarnya.

Terkait 'kisruh' di sekolah yang dia pimpin, Sulasmi mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Sementara dia akan fokus melakukan tugasnya sebagai pimpinan, dan mengharapkan guru melaksanakan tugas sebagai guru. "Begitu juga siswa, ini biar jadi pelajaran saja," ujar Sulasmi.

Editor: Redaksi