Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merasa Tidak Dihargai

Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang Justru Berang dengan Tindakan Guru SMKN 4
Oleh : Habibi
Selasa | 13-05-2014 | 17:21 WIB
dadang_disdikbud.jpg Honda-Batam
Dadang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tanjungpinang, Dadang AG, mengaku kesal dengan tindakan sejumlah guru di SMK Negeri 4 dalam upaya untuk mendesak agar kepala sekolah dicopot.

Dadang merasa sebagai kepala dinas dirinya tidak dipandang, karena langsung melaporkan permasalahan di sekolah kepada wakil wali kota.

"Itu seharusnya tidak dilakukan. Sebab para guru berada di bawah naungan Disdikbud. Dan segala permasalahan dan keluhan hendaknya diadukan ke Disdikbud. Dinas kan istilahnya pembantu wali kota. Kalau mereka mengadukan langsung ke wali kota, jadi tugas kami ini apa? Oleh karena itu mereka saya panggil," kata Dadang, Selasa (13/5/2014), dengan sedikit emosi.

Dadang mengaku telah memanggil tujuh orang guru SMKN 4 Tanjungpinang yang merasa dirugikan oleh tindakan kepala sekolah, Sulasmi. Pemanggilan tersebut bertujuan untuk memberikan peringatan kepada para guru tentang fungsi dinas. Selain itu juga Dadang sangat tidak setuju guru melibatkan siswa dalam kisruh internal di sekolah.

"Dunia pendidikan tidak sama dengan dunia buruh. Karena pendidikan adalah untuk mendidik. Jadi, segala hal yang berkaitan dengan permasalahan internal sekolah, sebaiknya tidak melibatkan anak didik," tegas Dadang.

Namun puncaknya memang pemanggilan tersebut untuk mendengarkan keluhan dari guru. Dadang mengatakan, tindakan yang mereka lakukan dipicu karena tidak tahan oleh sikap kepala sekolah yang dinilai arogan dan otoriter. Tapi, kata Dadang, ia telah melakukan komunikasi dengan para guru.

Dan intinya, kata Dadang, permasalahan itu disebabkan komunikasi yang tersumbat antara kepala sekolah dan juga guru. "Berselisih paham dan pendapat itu biasa terjadi. Apalagi guru-guru di SMKN 4 itu relatif muda-muda. Makanya kita akan mencari solusi dan jalan keluar terkait permasalahan itu. Akan kita cari di mana tersumbatnya," terang Dadang.

Menurut Dadang, kemungkinan kepala sekolah tidak berniat untuk mengancam para guru. Hanya saja, kata dia, cara kepala sekolah berkomunikasi yang terlihat keras, membuat guru salah paham.

Dadang menampik adanya pernyataan mutasi yang dilakukan kepala sekolah. Menurutnya, kepala sekolah tidak akan bisa melakukan mutasi guru, kecuali memang gurunya yang tidak disiplin dengan bukti yang kuat.

Kendati demikian, pihaknya akan menindaklanjuti masalah di sekolah itu. Jika memang terbukti kepala sekolah melakukan tindakan seperti yang dikatakan guru dan siswa, maka Disdikbud akan melakukan pembinaan dan memberi sanksi kepada kepala sekolah tersebut. 

"Tapi saya juga harus mendengarkan penjelasan dari kepala sekolah. Jika memang benar salah, akan kita beri sanksi, dan sanksi juga disesuaikan dengan perbuatannya," ujar Dadang. (*)

Editor: Roelan