Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dimanfaatkan Teknologi atau Memanfaatkan Teknologi
Oleh :
Jum'at | 09-05-2014 | 08:52 WIB

Oleh Ade Supriatin

PERADABAN suata zaman ke zaman memunculkan adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkorelasi dengan munculnya cara-cara memenuhi kebutuhan itu sendiri, dari tingkatan sederhana, tepat guna, hingga memiliki tingkat kecanggihan yang secara terus menerus berkembang sampai dengan sekarang. Terminolgi ini disebut dengan teknologi.

Secara sederhana teknologi dapat diartikan penerapan peralatan tertentu untuk memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

Evolusi teknologi merupakan buah dari pemikiran manusia yang dari generasi ke generasi selalu mengalami evolusi yang spektakuler. Terlihat dari hasil gebrakan para inovator dalam peluncuran berbagai teknologi informasi dan komunikasi yang fantastik di pasaran nasional maupun internasional, yang kehadirannya selalu mendapatkan tempat di dunia ini. Hal ini tidak terlepas dari  kebutuhan manusia itu sendiri terhadap komunikasi.

Perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi, telah memberikan dampak yang sangat signifikan ke semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas, jarak, tempat, ruang dan waktu.

Tawaran-tawaran yang disediakan oleh teknologi informasi dan komunikasi pada setiap aplikasinya, memang menggiurkan. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan, termasuk dalam kehidupan bernegara dan berbangsa dalam pencapaian tujuannya dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial budaya. Begitu juga pertahanan keamanan, cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, meskipun kualitas sumber daya manusia masih tetap pelaku utama dari teknologi itu sendiri.

Bahkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh negara-nagara maju semakin memantapkan dominasinya terhadap negara-negara berkembang. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar dan pesatnya kemajuan teknologi yang digunakan masyarakat. Kemajuan teknologi, seperti televisi, personal komputer, perpaduan perangkat komputer, jaringan internet dan personal seluler.

Sebagai contoh, data Kemenkominfo mengungkapkan pengguna internet di Indonesia tahun 2013  mencapai 63 juta orang. Dari 63 juta masyarakat tersebut, sayangnya 95 persen penggunaan internet tersebut hanya untuk mengakses situs jejaring sosial saja. Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian orang memiliki teknologi informasi dan komunikasi tidak lagi sesuai dengan jalur fungsi utamanya. Mereka lebih menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai gaya hidup. Fitur-fitur tambahan yang menarik menjadi faktor utama untuk memilikinya.

Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI), Prof Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D, berpendapat bahwa masyarakat Indonesia sebatas sebagai penikmat atas perkembangan teknologi itu. "Kita belum mampu meraih manfaat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat itu. Ini persoalan yang harus dijawab bangsa ini, sehingga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak digunakan untuk perbuatan yang bukan-bukan," (http://www.republika.co.id/berita/trendtek/)

Kemudahan memperoleh dan mengoperasikannya di berbagai kalangan membuat tidak terkontrol, yang seharusnya memberikan manfaat bisa menjadi mudharat bagi pengguna maupun orang lain. Menurut perusahaan keamanan Symantec dalam Internet Security Threat Report volume 17, Indonesia menempati peringkat 10 negara dengan aktivitas kejahatan cyber terbanyak sepanjang tahun 2011. http://tekno.kompas.com/read).

Pada tahun ini, menurut Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, Indonesia ternyata menjadi negara nomor satu pengakses situs porno di dunia. (http://inet.detik.com/read/). Hal ini menunjukkan tanda-tanda gejala terhadap menurunnya moral bangsa kita sendiri. Tidak lagi berfikir untuk menyelesaikan masalah, tetapi justru menggunakan mesin dalam menyelesaikan masalah. Otak manusia yang menjadi sumber kekuatan manusia tidak lagi diasah sehingga tumpul karena segala sesuatu ditranspalasikan ke teknologi.

Meskipun begitu, yang kita perlu luruskan adalah melakukan pemikiran yang bersifat idialis . Memanfaatkan teknologi yang ada seoptimal mungkin, bukan justru dimanfaatkan oleh teknologi itu sendiri. Masyarakat dalam memilih teknologi informasi dan komunikasi justru lebih banyak sebagai konsumen. Pada kondisi ini, maka Indonesia lebih menjadi pasar bagi para pengembang teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk itu, menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang kekuatan bangsa harus diikat dalam pemikiran yang jernih. Karena perkembangan teknologi tanpa dibatasi pemikiran yang sehat akan berdampak buruk terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita sendiri. Dan lagi-lagi, ini adalah masalah bangsa.

Penulis adalah Anggota GMNI Pekanbaru/Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN SUSKA Pekanbaru.