Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anwar Ibrahim Sebut Indonesia akan Bangkit Jadi Negara Besar
Oleh : Surya
Sabtu | 03-05-2014 | 10:22 WIB
Anwar3.jpg Honda-Batam
Adi Sasono, Anwar Ibrahim dan Irman Gusman

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, Indonesia mempunyai peluang bangkit menjadi negara besar di Asia. Sebab,  Indonesia merupakan negara inklusif, dengan berbagai keragaman budaya, agama, suku, ras, bahasa dan adat.

"Modal bangkit bagi Indonesia adalah sebagai negara inklusif, mau meberi ruang kepada kelompok-kemlompok minoritas. Bahasa Jawa terbesar, tapi mau menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, Islam agama terbesar, tapi memberi ruang agama-agama lain," kata Anwar Ibrahim dalam dialog di DPD RI, Jumat (2/5). Hadir antara lain Ketua DPD RI Irman Gusman, Ahmad Farhan Hamid, AM Fatwa, tokoh  Adi Sasono, dan anggota DPD RI lainnya.

Diakuinya, di Indonesia masalah bahasa itu sudah selesai sejak 1950-an, lantas penduduk  mayoritas beragama Islam, namun tetap menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan landasan bernegara. 

“Di Malaysia, soal bahasa masih harus bertarung, ada kelompok yang masih tetap ingin bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, kebarat-baratan.  Orang Melayu ingin menjadi nomer satu, meski kenyataannya banyak  sopir taksi dan lainnya,"  katanya.

Indonesia sudah punya kekuatan dan roh untuk terus bangkit dan berkembang, yaitu adanya faktor keterbukaan, kebebasan berekspresi yang sudah sangat luar biasa. Diakuinya, di Malaysia masih sulit bersuara, semua koran milik partai berkuasa, UMNO.

"Semua memberitakan bagus-bagus, tapi itu tidak benar, banyak yang tidak sebenarnya. Di Indonesia semua sudah terbuka, dan punya roh untuk berkembang, yakni institusi  yang sudah terbuka. ke depannya memang perlu perbaikan," ujarnya.

Tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan adalah masalah keadilan. Orang barat, Bank Dunia, IMF, memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia, Malaysia, Thailand. Memang perlu diakui adanya pertumbuhan tinggi itu, namun itu semacam jebakan. Sebab, pertumbuhan itu hanya dinikmati segelintir orang, 1% saja, 99% kurang menikmati.

"Yang menikmati justru para kapitalis  Barat yang mencari untung di kawasan ini. Tugas kita sekarang adalah memberikan justice, keadilan, pemerataan dari pertumbuhan ekonomi itu," ujarnya.

Karena itu lanjut Anwar Ibrahim, Indonesia dengan demokrasi Pancasila, di mana DPR, MPR, DPD, semua institusi negara berfungsi, dan terus membahas serta memperbaiki konstitusinya, ditambah lagi dengan pemberantasan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pers bebas dan sebagainya.

"Jadi, saya salut dengan gerakan reformasi, penegakan hukum, pemberantasan korupsi Indonesia, wacana agama dan demokrasi yang lebih terbuka," jelas Anwar lagi.

Editor: Surya