Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspada, WHO Peringatkan Mewabahnya Bakteri Super yang Kebal Antibiotika
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-05-2014 | 11:14 WIB
gen-ndm1.jpg Honda-Batam
Ilstrasi salah satu super-bacteria, NDM-1.

BATAMTODAY.COM - LAPORAN WHO mengingatkan semakin kebalnya bakteri terhadap antibiotika sebagai ancaman besar bagi kesehatan publik. Penggunaan antibiotika secara berlebihan disebut sebagai faktor.

Laporan yang dikeluarkan pada Rabu (30/4/2014) di Jenewa mencermati resistansi antibiotika -kemampuan bakteri untuk beradaptasi sehingga obat-obatan tidak lagi efektif. Menurut organisasi tersebut, masalah semakin kebalnya bakteri terhadap pengobatan yang ada sudah sangat akut pada tingkat global.

Antibiotika yang selama ini memungkinkan manusia untuk hidup lebih lama, lebih sehat dan diuntungkan kemajuan medis, kini berada di bawah ancaman.

Kebangkitan bakteri super, dipicu penyalahgunaan antibiotika dan higienitas rumah sakit yang buruk, memungkinkan penyakit yang selama ini sudah ditemukan obatnya dapat kembali fatal bagi manusia.

"Tanpa tindakan segera yang terkoordinasi oleh pemangku kepentingan, dunia akan menuju era pasca-antibiotika, yang berarti infeksi dan cedera ringan yang selama berdekade dapat diatasi akan dapat lagi membunuh," jelas asisten dirjen WHO untuk keselamatan kesehatan, Keiji Fukuda.

WHO menyisir data dari 114 negara untuk studi ini. Laporan juga mencatat bahwa beragam agen yang dapat menginfeksi telah mengembangkan kekebalan, terutama fokus pada resistansi antibiotika pada tujuh bakteri berbeda yang bertanggung jawab atas penyakit seperti infeksi aliran darah (sepsis), diare, pneumonia, infeksi saluran kemih dan kencing nanah (gonorrhea).

Resistansi terhadap generasi ketiga sefalosporin -pertolongan terakhir untuk mengatasi gonorrhoea, yang diderita lebih dari satu juta orang per hari- telah terkonfirmasi di Austria, Australia, Inggris, Kanada, Perancis, Jepang, Norwegia, Afrika Selatan, Slovenia dan Swedia.

Contoh lain adalah MRSA -methicillin-resistant Staphylococcus aureus- yakni bakteri yang bertanggung jawab atas sejumlah infeksi pada manusia yang susah disembuhkan dan akhir-akhir ini dilaporkan mewabah.

Bakteri super ini diperkirakan menewaskan sekitar 19.000 orang per tahun di Amerika Serikat -jauh lebih fatal daripada HIV dan AIDS- dan jumlahnya serupa di Eropa. Di beberapa penjuru Amerika Serikat, resistansi atas pengobatan MRSA telah mencapai 90 persen, dan menurut studi di Eropa tingkatannya berada pada angka 60 persen.
 
Resistansi antibiotika juga mendorong kenaikan biaya perawatan kesehatan karena rawat inap di rumah sakit menjadi lebih lama dan juga lebih banyak perawatan intensif. Temuan ini mengindikasikan bahwa kekebalan bakteri terhadap antibiotika terus menguat di berbagai belahan dunia.

WHO mengatakan bahwa higienitas yang lebih baik, akses terhadap air bersih, kontrol infeksi di fasilitas perawatan kesehatan, dan vaksinasi dapat membantu memecahkan masalah ini dengan mengurangi kebutuhan penggunaan antibiotika sejak awal.

Laporan juga merekomendasikan kepada pasien untuk membantu menangani masalah kekebalan bakteri dengan hanya mengkonsumsi antibiotika sesuai resep dokter, menyelesaikan seluruh resep (meski kondisi tubuh sudah membaik), dan untuk tidak pernah berbagi antibiotika. (*)

Sumber: Deustche Welle