Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aktivis Lingkungan Indonesia Peroleh Penghargaan Goldman
Oleh : Redaksi
Rabu | 30-04-2014 | 10:18 WIB
rudi_putra169.jpg Honda-Batam
Rudi Putra. (Foto: australiaplus.com)

BATAMTODAY.COM - RUDI Putra, ahli biologi dan aktivis lingkungan, selama ini giat berkampanye menentang penggundulan hutan oleh pengolah perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Senin lalu, kerja keras Rudi mendapat pengakuan internasional. Rudi menjadi salah satu dari enam penerima Goldman Prize, penghargaan bergengsi untuk gerakan lingkungan.

Penghargaan Goldman yang telah memasuki tahun ke-25 ini diberikan kepada individu sebagai pengakuan atas upayanya mengatasi masalah lingkungan yang mendesak. Goldman juga menghargai mereka yang meraih kemenangan "dengan risiko pribadi yang tinggi", demikian menurut pernyataan dalam pengumuman pemenang.

Setiap pemenang akan menerima $175.000. Besarnya hadiah ini menjadikan Goldman sebagai penghargaan terbesar dalam dunia pemerhati lingkungan di tingkat akar rumput.

Rudi, warga Sumatera berusia 37 tahun, sejak dulu giat berkampanye agar perkebunan kelapa sawit berhenti menebangi hutan alam. Pembabatan hutan dapat merusak habitat satwa liar, seperti macan dan orangutan.

Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terdepan di dunia. Komoditas ini digunakan dalam segala hal, dari biskuit sampai cairan pembersih perlengkapan rumah tangga. Menurut pegiat lingkungan, tingginya permintaan minyak kelapa sawit turut mendorong perusakan hutan di Indonesia.

Salah satu fokus Rudi adalah menyelamatkan Ekosistem Leuser, satu dari secuil tempat di dunia yang ditinggali bersama-sama oleh satwa terancam punah, seperti gajah, badak, macan, dan orangutan. Jutaan warga Aceh pun menggantungkan penghidupannya pada Leuser.

Menurut Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL), sekitar 36.000 hektar hutan digunduli pada 2005-2009 untuk disulap menjadi kebun kelapa sawit. Seluas 30 persen wilayah Leuser kini berada di bawah ancaman perusakan.

Pembabatan hutan juga mengancam pasokan air bagi desa-desa di sekeliling Leuser dan meningkatkan risiko banjir. Menurut warga desa dan aktivis lingkungan, konflik soal lahan dan perburuan satwa liar juga meningkat.

Rudi sempat menjadi penasihat anti-perburuan satwa liar dan staf edukasi untuk BPKEL sebelum badan itu dibubarkan oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, pada Juni 2012.

Sejak saat itu, Rudi menjadi pemimpin Forum Konservasi Leuser dan bekerja untuk memperoleh dukungan dari warga setempat guna melindungi ekosistem.

Upaya Rudi membantu mengekspos dan mengakhiri penebangan hutan ilegal yang dilakukan puluhan perkebunan. Hutan di Leuser kini telah beregenerasi. Populasi badak Sumatra pun naik berkat patroli hutan yang turut dibentuk Rudi.

"Badak menyebar ke area baru dalam hutan yang tak pernah mereka tinggali sebelumnya," ujar Rudi lewat surat elektronik.

Rudi mendapat penghargaan karena upayanya "yang berani" dalam mempersatukan warga dan meminta polisi memburu pelaku penebangan hutan ilegal, kata David Gordon, Direktur Eksekutif Penghargaan Goldman, via surat eletronik.

"Yang membuat upaya Rudi efektif adalah kemampuannya dalam menyeimbangkan strategi berani ini dengan pendekatan yang sangat bersahaja dan tidak menggurui," ungkap Gordon.

Guna meyakinkan pemerintah lokal, polisi, dan pemilik perkebunan untuk mendukung inisiatifnya, Rudi menjelaskan dampak penggundulan hutan yang berkelanjutan terhadap lahan dan komunitas di sekeliling Leuser.

Pada Mei 2013, Rudi memimpin kampanye online demi menghentikan rencana pemerintah provinisi Aceh yang ingin menebang hutan untuk membangun jalan baru. Rencana Pemprov Aceh itu memungkinkan perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit memperluas wilayah operasinya. Petisi tersebut sukses mengumpulkan lebih dari sejuta tanda tangan.

"Pada dasarnya kami tidak memiliki dana untuk pekerjaan kami, tetapi kami bersatu untuk melindungi Leuser," kata Rudi.

Dana hanyalah salah satu tantangan dalam upaya perlindungan Leuser, selain dari korupsi dalam sektor kehutanan, tingginya permintaan minyak kelapa sawit, dan revisi peraturan daerah yang terus mengancam hutan-hutan yang dilindungi.

Rudi bermaksud memakai uang yang dimenangkannya dari Penghargaan Goldman "untuk meneruskan kerja kami berpatroli menjaga hutan dari aktivitas ilegal, melindungi satwa liar dari pemburu, dan memulihkan hutan," katanya. "Kami perlu bekerja lebih keras karena lebih dari 25 persen dari 2,25 juta hektar ekosistem Leuser telah dirusak."

Pada 2013, pegiat lingkungan Indonesia lain, Aleta Baun, juga menjadi satu dari enam pemenang Goldman. Aleta dianugerahi atas kerjanya menghentikan perusakan lahan hutan akibat pertambangan di Timor Timur.

Pemenang tahun ini meliputi seorang aktivis lingkungan di Peru yang berkampanye melawan pembangunan bendungan besar di komunitas pribumi, perempuan Amerika yang mendorong warga lokal mengesahkan larangan terhadap fracking, dan aktivis Afrika Selatan yang berjuang untuk menutup lokasi pembuangan sampah beracun di Durban. (*)

Sumber: The Wall Street Journal